AKULAH JALAN DAN KEBENARAN DAN HIDUP
Bacaan Setahun:
1 Raj. 6-7,Yak. 3
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)
Saya bisa memahami jika banyak orang menuduh bahwa kitab Injil sudah dipalsukan, karena di dalamnya bercerita tentang seorang Rabi (guru Yahudi) bernama Yesus yang mengajar, melakukan mujizat, dan dengan arogansinya berkata seolah-olah dia adalah Allah. Ia juga mengklaim dapat mengampuni dosa. Ia mengatakan bahwa ia telah ada sebelum Abraham. Ia mengatakan bahwa ia akan datang untuk menghakimi dunia pada akhir zaman. Apa yang diucapkan oleh orang ini adalah hal yang paling mengguncangkan yang pernah diucapkan oleh bibir manusia.
Secara analisis logis, bisa jadi ia adalah seorang pembohong yang arogan atau seorang yang gila. Belum lagi ini diucapkan dalam budaya Yahudi di mana perkataan-perkataannya dapat berakibat ia dihukum mati. Apa yang dikatakan menyebabkan kemarahan para Imam Yahudi, yang kemudian berulang kali berusaha melemparinya dengan batu.
Semua penulis Injil (Injil berisi beberapa kitab yang ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda) mencatat pengalaman mereka seperti seorang reporter wartawan dari beberapa media dengan inti cerita yang sama. Dengan demikian, mustahil jika semua wartawan memalsukan laporannya. Oleh karena itu, dugaan yang paling mungkin adalah bahwa ia memang seorang pembohong besar, atau seorang paranoid, atau seorang yang gila.
Namun, jika kita membaca kitab Injil, kita akan terpesona oleh kelembutannya dan cara mengajar yang sangat berbeda dengan Rabi atau para imam pada zamannya. Apa yang Ia sampaikan menjadi perkataan moral yang dianggap sebagai “hukum emas”. Seperti perkataannya, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Tindakannya ini membuat para imam Yahudi terganggu, sehingga mereka mencoba mencari kesalahannya dengan menjebaknya. Suatu saat ada seorang wanita yang tertangkap berzina, wanita tersebut tidak langsung dihukum oleh para imam sebagai penegak hukum agama, tetapi diperhadapkan kepada Yesus. Mereka ingin melihat apakah Yesus, yang mengaku sebagai “Anak Allah” dan berperilaku lembut, akan melanggar hukum Taurat dengan tidak merajam wanita berzina ini.
Ternyata dengan bijaksana, Yesus meminta para imam yang “merasa tidak pernah berdosa” untuk melempari wanita ini dengan batu sebagai langkah pertama. Semua imam terdiam dan meninggalkan wanita ini. Yesus mengerti bahwa tidak ada seorang pun manusia yang bebas dari perbuatan dosa. Ia juga tidak menghukum wanita ini, Ia hanya berkata, “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.”
Apakah seorang yang bersikap lembut seperti ini adalah seorang yang arogan dan paranoid? Ia memang berkata, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup.” Sebagai manusia, perkataannya terkesan arogan dan absurd, tetapi bagaimana jika ia memang benar-benar pribadi Juru Selamat yang menjadi jalan, kebenaran, dan kehidupan? Pertimbangkan untuk menerimanya. Keputusan ada pada Anda. (DD)
Questions:
1. Benarkah Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup ?
2. Hal apa yang membuat Anda yakin?
Values:
Seorang Raja sejati tak perlu mendeklarasikan siapa dirinya, otoritas, tindakan dan keberadaan-Nya untuk siapa dirinya.
Kingdom Quotes:
Ia yang kodrat Ilahi menjadi manusia, supaya kita manusia berkesempatan mempunyai kodrat Illahi.