ANCAMAN PERCERAIAN

ANCAMAN PERCERAIAN 

Bacaan Setahun: 
Kej. 37-38 
Dan. 2 

“Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Markus 10:9)

Seorang artis Kristen yang baru menikah secara realitis berkata kepada pasangannya, “Sayang, setiap pernikahan tidaklah terhindar dari ancaman perceraian termasuk pernikahan kita. Untuk itu mari kita bukan hanya berjanji setia, tetapi berjanji untuk berjuang terus dalam mempertahankan kesetiaan pernikahan kita.” Memang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap pernikahan tidaklah imun terhadap ancaman perceraian apalagi pernikahan di kalangan artis. Mengapa? Karena sesungguhnya janji setia dalam pernikahan adalah janji yang tak bersyarat yaitu setia apapun keadaannya (baik atau buruk, susah atau senang, kaya atau miskin, sehat atau sakit) sampai maut memisahkan.

Di dalam janji pernikahan Kristen sesungguhnya yang terjadi adalah “perjanjian dua insan yang tidak sempurna, dengan janji yang sempurna di hadapan Allah yang sempurna”. Itu sebabnya pernikahan sebenarnya adalah sarana terbaik untuk menyempurnakan karakter manusia. Karena kita dituntut untuk berubah menjadi semakin sempurna. Setiap pernikahan akan selalu melewati ujian kehidupan, dan janji setia memang perlu diuji. Sebenarnya di dalam kata “setia” sudah terkandung arti “setia sampai akhir atau setia sampai mati.“ Karena kalau hanya setia sampai pertengahan itu bukan setia, atau setia hanya saat keadaan ideal itu bukan setia.

Hari hari ini saat wabah Covid melanda dunia, dan akibat wabah Covid ini, banyak pernikahan sedang diuji. Banyak keluarga sedang bermasalah, terutama masalah keuangan. Akankah janji kesetiaan pernikahan kita tetap teruji di saat badai Covid menerpa? Bagaimana kita bisa mempertahankan kesetiaan kita? Janji setia di dalam pernikahan hanya bisa kita pertahankan jika kita mengandalkan Tuhan. Kita harus belajar dari kesetiaan Tuhan. Karena kesetiaan kita bersyarat sedang kesetiaan Tuhan tak bersyarat. “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya” (2 Tim 2:13).

Kesimpulannya adalah, karena ujian kesetiaan atau ancaman perceraian tidak terhindarkan, sedang Firman Tuhan berkata, “apa yang telah dipersatukan Allah (di dalam pernikahan) tak boleh diceraikan manusia,” maka percayalah dengan terus berjuang dan mengandalkan Tuhan, pernikahan kita pasti dapat melewati badai ancaman perceraian. (DD)

Questions:
1. Benarkah setiap pernikahan terancam perceraian?
2. Bagaimana seharusnya kita mempertahankan kesetiaan kita?

Values:
Warga kerajaan tak mungkin bisa berjalan dalam kesetiaan tanpa belajar kesetiaan Sang Raja.

Kingdom Quote:
Adalah biasa menikahi orang yang Anda cintai, tetapi luar biasa jika Anda tetap mencintai orang yang telah lama Anda nikahi.