BERDASARKAN PENYATAAN
Bacaan Setahun:
1 Sam. 24
Ams. 14
Mzm. 37
“Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi” (Galatia 2:2).
Wahyu adalah cara Allah berkomunikasi dengan umat manusia mengenai diri-Nya, standar moral-Nya, dan rencana keselamatan-Nya. Dan melalui wahyu inilah Allah menyatakan rencana-Nya yang agung itu kepada manusia. Kunjungan Paulus ke Yerusalem yang kedua kali disebutkan “berdasarkan suatu pernyataan”. Kita tahu bahwa semua kegiatan Paulus merupakan rencana Allah bagi pemberitaan Injil kepada orang Yahudi dan terutama non-Yahudi. Berkali-kali Allah memberikan perintah-perintah yang amat jelas untuk mudah ditangkap oleh Paulus dan para rasul lainnya.
Pernyataan Paulus: “Aku pergi berdasarkan suatu pernyataan…,” adalah kalimat yang indah bila diucapkan dan dilakukan juga oleh setiap orang Kristen sebelum memulai sebuah langkah-langkah penting dalam hidupnya. Dan saya yakin bahwa Allah setiap hari memimpin hidup kita, tetapi Dia sepertinya tidak ada sama sekali dalam hidup kita, sebab kita “menguncinya” di sebuah ruangan dan tidak mengizinkan Dia bercakap-cakap dengan kita.
Kalau hidup kita sepenuhnya berdasarkan “pernyataan”, maka akan banyak berkat yang kita raih dan banyak bencana yang dapat dihindarkan. Mengapa kita enggan berdoa dan menantikan pernyataan Tuhan untuk sebuah langkah penting dalam hidup kita? Apakah karena kesibukan atau kemalasan kita menanti jawaban Tuhan?
Dalam perjanjian lama, otoritas kepemimpinan diserahkan kepada nabi. Alkitab berkata, “Israel dituntun oleh TUHAN keluar dari Mesir dengan perantaraan seorang nabi, ya, ia dijaga oleh seorang nabi” (Hos. 12:14). Tetapi pada zaman sekarang, fungsi nabi agak bergeser. Nabi tidak lagi menjadi tumpuan utama bagi pernyataan-pernyataan Tuhan. Jangan salah mengerti, karunia kenabian dalam Perjanjian Baru masih ada. Tetapi yang paling utama, Tuhan dapat berbicara secara langsung kepada kita. Ia menyatakan rencana-rencana-Nya kepada kita. Tetapi sayang, orang Kristen zaman sekarang terlalu sibuk. Tidak ada waktu untuk mendengarkan suara Tuhan. Pernyataan Tuhan seperti sebuah radio yang suaranya bergemerisik, karena kita tidak menangkap gelombang yang tepat.
Apa pernyataan Tuhan bagi Anda? Apakah Tuhan berbicara kepada Anda hari ini? Kalau belum, tekuklah lutut Anda dan berdoalah. Jangan berhenti berdoa sampai gelombang radio Anda menangkap sinyal suara Allah dengan tepat. (DH)
Questions:
1. Mengapa kita perlu peka mendengarkan suara Tuhan?
2. Apa tantangan-tantangan kita untuk dapat mendengarkan suara-Nya?
Values:
Gagal dalam mendengarkan adalah awal dari kekalahan.
Kingdom Quote:
Allah membisikkan rencana-rencana-Nya kepada telinga yang peka.