CHRISTMAS OR HOLIDAY SEASON?

CHRISTMAS OR HOLIDAY SEASON? 

Bacaan Setahun: 

Yeh. 17-18 
Why. 9 

“Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.” 2 Timotius 2:8

Banyak orang sudah tidak lagi menggunakan ucapan “Merry Christmas” dan beralih pada ucapan yang lebih sekuler “Happy Holidays” atau “Best Wishes for the Holiday Season” dan semacamnya. Pohon-natal pun mulai tidak lagi disebut sebagai “Christmas Tree” tetapi “Holiday Tree”. Perubahan ini mendapat perhatian khusus, dan ada diantara kita kaum Kristiani sangat menentang hal-hal tersebut. Bulan Desember tahun 2005 di Amerika Serikat ada kelompok Kristen Konservatif berjumlah 700-an orang berdemo, menyerukan agar orang Kristen memboikot group toko retail Target, karena toko tersebut memasang iklan dengan tidak menyebutkan kata “Christmas” melainkan memakai istilah “Holiday Season”. Kegiatan ini langsung dibaca dengan cermat oleh group toko retail Wal-Mart yang tetap beriklan dengan menyertakan kata “Christmas”. Karena tekanan itu, Target kemudian balik menggunakan kata “Christmas” dalam iklannya. Maka jadilah urusan itu berubah menjadi “marketing tools”, dan hebohnya berita bisa jadi menguntungkan kedua group toko tersebut.

Mencermati hal ini, saya jadi berpikir apa yang ada dibenak orang-orang yang bukan Kristen ketika mereka ingin menikmati libur Natal? Bagi mereka yang belum mengenal Yesus, sangat wajar tentunya mereka hanya akan menganggap bahwa ini musim liburan akhir tahun, oleh sebab itu disebut Holiday Season, sebab ada ada musim libur Natal dan kemudian Tahun Baru. Bahkan di Indonesia kata yang dipakai dalam hari peringatan ini hanya Natal, tanpa ada kata Christ (Christmas) di sana, yang semestinya mengingatkan kita pada siapa yang lahir dan dirayakan.

Arti Natal bagi umat Kristiani sejak kapan pun dan sampai kapan pun akan selalu berbeda dengan cara perayaan orang-orang dunia, baik dengan istilah “Christmas” atau “Holiday Season”, entah istilah mana yang mau dipakai, itu hanya istilah. Kita orang percaya memahami dan menghormati makna Natal karena Allah telah mau lahir sebagai manusia, Allah Yang Maha-tinggi itu telah merendahkan diriNya, serendah-rendahnya menjadi manusia, lahir sebagai manusia biasa bahkan terhina mati di kayu salib. Natal bagi umat Kristiani bukan sekedar liburan, perayaan, kumpul-kumpul, atau mengadakan kegiatan-kegiatan, tetapi Natal adalah lebih kepada peringatan akan kasih karunia Allah yang dahsyat, dan ini yang perlu lebih dalam kita pahami.

Rasul Paulus berkata “Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.” (2 Timotius 2:8). Maka setiap kali kita mengingat kematianNya dalam Perjamuan Kudus, otomatis kita juga mengingat bahwa Ia pernah lahir. Kelahiran-Nya telah membawa Kabar Baik, bahwa semua orang yang percaya akan memperoleh kehidupan yang kekal. (Yohanes 3:16). (JB)

Questions:
1. Menurut Anda bagaimanakah seharusnya kita memperingati Kelahiran Yesus?
2. Apakah peran Anda untuk memperkenalkan Yesus Kristus yang sudah lahir di musim Natal ini?

Values:
Natal kita peringati karena Allah telah mau lahir sebagai manusia demi misi-Nya menyelamatkan manusia.

Kingdom Quote:
Natal bukan bicara tentang kegiatan perayaan, melainkan tentang peringatan akan Kasih Karunia Allah yang dahsyat.