DARI HAMBA MENJADI HAMBA

DARI HAMBA MENJADI HAMBA 

Bacaan Setahun: 
Yos. 13-14, Amsal 11 

“… Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-
anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.” (Roma 6:19)

Pulau Bali yang terkenal di dunia sebagai daerah tujuan wisata sangat kental dengan nuansa budaya dan aktivitas keagamaan. Hal ini terlihat dari banyaknya sesajen atau canang sari yang diletakkan tersebar di berbagai tempat seperti di tengah jalan,trotoar, depan rumah, jendela dan berbagai tempat lainnya. Karena itu, harus berhati-hati melangkah jangan sampai terinjak. Konon ada dampak negatif jika sengaja menginjak atau merusak sesajen tersebut. Sesajen ini adalah wujud bakti mereka kepada Tuhan sebagai wujud rasa syukur dan selalu mohon tuntunanNya supaya ditunjukan jalan yang baik dan juga kepada para roh jahat agar mereka tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, ini juga merupakan salah satu bentuk pengorbanan dan selalu ingat untukikhlas.

Canang sari yang tampak seperti hiasan ini terbuat dari bunga dan bahan lainnya yang mempunyai makna dan tidak boleh dilakukan sembarangan, semua ada urutan dan aturannya. Canang sari dibuat setiap keluarga setiap hari sepanjang tahun dan bahkan seumur hidup dan bukan hanya satu tetapi belasan sesuai kebutuhan. Bagi orang luar tentu saja hal ini sangat merepotkan. Tetapi menurut penuturan masyarakat lokal hal itu bukanlah sesuatu yang merepotkan tetapi sesuatu yang menjadi biasa rutin dilakukan. Mereka melakukannya turun-temurun dari generasi ke generasi tidak terputus.

Namun ada hal yang menarik yang diceritakan seorang rekan gembala jemaat lokal di Singaraja. Ada jemaat dari agama sebelumnya yang setelah menjadi orang percaya dan sadar bahwa dia sudah diselamatkan justru malah tidak giat di dalam beribadah. Padahal dahulu dia sangat rajin di dalam melakukan ritual-ritual seperti sesajen di atas.

Lalu menjadi pertanyaan apa arti semua pengabdian selama ini apakah karena takut atau karena mengharapkan sesuatu, agar terhindar dari malapetaka dan bencana? Jika demikian maka pengabdian selama ini dapat dikatakan semacam ikatan belenggu atau perbudakan. Namun masalahnya jika di dalam Kristus kita sudah mendapatkan kemerdekaan benarkah tidak ada lagi kewajiban untuk mengabdi? Orang seringkali mengaitkan keselamatan dalam Kristus sebagai kemerdekaan mutlak terlepas dan tidak terikat lagi kepada apapun, merdeka untuk melakukan apa saja yang dikehendaki sesuai keinginannya sendiri. Tetapi yang benar seperti yang dikatakan dalam Roma 6:18 “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” Ya, menjadi hamba kebenaran tetapi tidak di dalam ketakutan dan ancaman tetapi damai sejahtera di dalam Kristus. Artinya, pengabdian kita kepada Kristus pastina disertai dengan kesukaan dan sukacita. Haleluya. (LS)

Questions:
1. Apakah ada kebiasaan yang membuat Anda
merasa tertekan tetapi sulit melepaskan diri?
2. Adakah kegiatan kerohanian yang sebenarnya
tidak Anda sukai tetapi Anda merasa takut jika
tidak melakukannya?

Values:
Kemerdekaan dalam Kristus adalah kemerdekaan untuk menjadi hamba Kristus.

Kingdom Quotes:
Seorang warga Kerajaan seharusnya akan lebih rajin melakukan kegiatan rohani karena pemahamannya akan anugerah yang sudah dia terima dariNya.