DISESATKAN PENUNJUK ARAH
Bacaan Setahun:
Neh. 10-11
Mzm. 87
“Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing.” (Ibrani 13:9a )
Beberapa waktu yang lalu, kami dari arah Cirebon bermaksud mengunjungi Dieng. Karena belum pernah melalui jalur ini, kami lalu mengandalkan penunjuk arah Google Maps. Setelah keluar dari tol, kami menyusuri jalur Pantura dan mengambil arah kanan di pertigaan berikutnya sesuai petunjuk maps dan tibalah kami di desa Bawang. Menurut petunjuk maps, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam lagi. Namun, setelah melanjutkan perjalanan, ternyata jalan semakin menanjak dan akhirnya mobil kami tidak mampu walau sudah mencoba berkali-kali. Lalu kami mencari arahan lain, tetapi penunjuk arah selalu mengarahkan ke jalur yang sama.
Akhirnya kami bertanya kepada penduduk lokal yang tentu saja lebih memahami situasi. Dari sini kami mendapat informasi bahwa jalur ini memang berat dan berbahaya, terlalu curam dan sering terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa. Lalu kami disarankan mengambil jalur berputar ke arah Sukorejo yang membutuhkan waktu tiga kali lebih lama. Namun, yang terpenting, kami tiba dengan selamat.
Jadi, untuk saat itu, penunjuk arah ternyata tidak menolong, malahan berpotensi menyesatkan dan membahayakan perjalanan. Justru petunjuk dari orang yang ada di lokasilah yang berguna karena itu adalah jalur yang mereka jalani setiap hari. Dengan demikian, menjadi pertanyaan; apakah penunjuk arah masih diperlukan?
Hidup kita sehari-hari juga merupakan sebuah perjalanan yang melalui jalur yang belum pernah dijalani sebelumnya. Untuk itu kita perlu penunjuk arah agar tidak tersesat. Dalam Mazmur 119:105 tercatat, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Artinya, firman Tuhan itu sebagai penunjuk arah yang menunjukkan hal-hal yang perlu dihindari maupun yang perlu dilakukan agar kita tidak tersesat. Namun, masalahnya, banyak orang Kristen tidak paham firman Tuhan sehingga umumnya hanya mengandalkan khotbah dan pengajaran dari para pengkhotbah.
Dewasa ini ada begitu banyak pengkhotbah dengan berbagai macam pengajaran yang semuanya mengklaim sebagai firman Tuhan, tetapi sayangnya seringkali berbeda dan saling bertentangan satu dengan lainnya. Lalu muncullah golongan-golongan berdasarkan ketokohan seorang padahal penggolongan seperti ini adalah masalah serius dalam Alkitab seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 1:10-13. Paulus mengkritik orang Korintus karena perselisihan di antara follower Paulus, Apolos dan Kefas. Padahal manfaat dari firman Tuhan adalah sebagai penuntun untuk saling mengasihi seperti yang dikatakan dalam Efesus 4:15 “tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.”
Oleh karena itu, perhatikan bahwa tidak setiap pengajaran itu berguna bagi kita.
Diperlukan kedewasaan dan pengalaman bersama Tuhan untuk mengerti dan menjalani pengajaran yang tepat dan berguna seperti yang tertulis dalam Efesus 4:14 “sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, …” (LS)
Questions:
1. Selama ini anda mengerti firman Tuhan dari kata orang saja, atau dari Roh Kudus? Apakah anda paham bedanya?
2.Apa upaya agar hidup Anda dituntun oleh Roh Kudus dan tidak tergantung pengajaran dari manusia?
Values:
Diperlukan kedewasaan dan pengalaman bersama Tuhan untuk mengerti dan menjalani pengajaran yang tepat dan berguna.
Kingdom Quote:
Kedewasaan karena dipimpin Roh Kudus adalah penunjuk arah yang tidak akan menyesatkan.