HAL KERAJAAN SORGA, SEPERTI TUAN YANG MEMPERCAYAKAN HARTANYA
Bacaan Setahun:
Bil. 17-18 , Yoh. 1
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” (Matius 25:14-15)
Kemampuan melipatgandakan harta atau mengusahakan sejumlah uang sehingga jumlahnya bertambah, di zaman sekarang bisa disebut sebagai kemampuan seorang menjadi pengusaha. Perumpamaan seorang tuan yang mempercayakan modal kepada para hambanya sehingga hambanya mempunyai mentalitas pengusaha diibaratkan sebagai ‘hal Kerajaan Sorga’. Apa ini maksudnya ?
Pelajaran apa dalam hal ini yang diibaratkan ‘hal Kerajaan Sorga’? Seandainya Tuan ini adalah Sang Raja, setiap kita orang yang percaya adalah hamba yang diminta punya mental pengusaha, yaitu mengembangkan modal yang dipercayakan untuk dikembangkan. Modal apakah yang ada pada kita?
Di dalam perumpamaan ini ada pelajaran tentang kegagalan seorang hamba yang diberi modal satu talenta –Satu talenta adalah setara dengan 6000 dinar, 1 dinar adalah upah sehari, jika gaji 1 hari Rp 100.000,00, maka 1 talenta senilai Rp 600.000.000, 00 (Enam Ratus Juta Rupiah). Hamba yang diberi modal 1 talenta atau senilai Enam Ratus Juta Rupiah ini, tidak berani ambil resiko dengan kata lain ia tidak punya mental pengusaha, ia menyimpannya di dalam tanah. Apa yang terjadi kemudian dengan hamba yang tak berani mengambil resiko ini? “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” (Matius 25:30)
Tuan itu marah dan ia mengambil kembali uang tersebut dan diberikan kepada hamba yang berhasil mengembangkan 5 talenta menjadi 10 talenta. Dan bukan hanya itu saja, hamba tersebut menerima hukuman yang tragis karena dianggap sebagai hamba yang jahat dan malas. Mengapa hamba ini dianggap hamba yang jahat, hanya karena tak berani mengambil resiko? Apa maksud sebenarnya?
Kita hamba yang malas, jahat dan tak berguna karena kita meragukan kepercayaan yang diberikan oleh tuan kita, padahal modal talenta yang diberikan adalah harta ‘Kerajaan Sorga’, yaitu berita kabar baik, yang adalah berita keselamatan yang telah kita terima dari Sang Raja. Pelajarannya, jadilah seorang pengusaha yang baik hati dengan berani mengembangkan berita kabar baik yaitu berani ambil resiko, dan berhenti jadi orang malas dan jahat, supaya Anda tak bernasib tragis. (DD)
Questions:
1. Siapakah yang dimaksud tuan dalam perumpamaan ini?
2. Mengapa hamba satu talenta disebut hamba yang jahat, malas dan tak berguna?
Values:
Raja memberikan talenta sesuai kemampuan Anda dengan harapan anda akan mengusahakan dan menjadi kepanjangan tanganan kuasa Kerajaan-Nya di bumi.
Kingdom Quotes:
Resiko dari seorang yang tak berani mengambil resiko bukanlah keamanan dan kenyamanan tetapi kematian kekal.