Bacaan Setahun:
Yes. 52-53
Mzm. 69
Rm. 16
HARD WORK
“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” 1 Korintus 15:10
Seorang yang sangat dikenal karena kecerdasannya dan karya-karya penemuannya adalah Thomas Alva Edison. Selain sukses menemukan lampu, Thomas Alva Edison dikenal juga sebagai pribadi sukses yang menemukan berbagai karya penemuan dan bahkan memegang ratusan hak paten terhadap karyanya. Banyak orang menyimpulkan bahwa keberhasilan Thomas Alva Edison adalah karena kejeniusannya. Namun Dia justru berkata bahwa kejeniusan hanya menyumbang 1 persen keberhasilan, sisanya 99 persen dibutuhkan kerja keras.
Bekerja keras seringkali dianggap hal yang mungkin coba dihindari oleh banyak orang hari ini. Kita sering mendengar sebuah ungkapan yang berkata ini jamannya bekerja cerdas bukanlah bekerja keras (smart work not hard work).
Perkembangan pengetahuan dan teknologi membuat manusia memang semakin efisien dalam melakukan banyak hal. Tetapi semua karya teknologi itu sendiri lahir dari sebuah upaya kerja keras. Thomas Alva Edison perlu sekitar 10.000 kegagalan untuk menemukan sebuah lampu. Penciptaan lampu itu sendiri justru dibuat dengan tujuan agar manusia masih bisa melakukan berbagai usaha produktif di malam hari, karya lampu dibuat justru bukan untuk membuat manusia bermalasan di ruang tertutup atau di malam hari. Bahkan semua produk-produk berteknologi tinggi seperti komputer, handphone dengan semua softwarenya yang canggih lahir dari para penemu-penemu yang pekerja keras, seperti Bill Gates, Steve Jobs, juga Jan Koum pendiri software chat terkenal WhatsApp.
Tujuan semua karya ini justru diharapkan membuat manusia makin produktif, dapat bekerja tanpa batasan ruang, jarak, bahkan waktu. Karya teknologi jugalah yang membuat bahkan orang-orang dengan kondisi khusus (cacat atau disabilitas) tetap dapat berkarya di dalam kondisi keterbatasan mereka.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini menunjukkan sebuah sikap atau mentalitas yang perlu kita bangun, yaitu bekerja keras, Paulus berkata bahwa kasih karunia Allah telah menjadikan dirinya apa adanya dengan seluruh kepribadian, potensi dan panggilanNya, namun hal itu bukan sekedar mendorong Paulus dalam sikap rasa syukur yang pasif, melainkan rasa syukur atas kasih karunia ini diwujudkan menjadi sebuah energi untuk berkarya lebih keras, berkarya dan melayani Tuhan.
Mari kita berefleksi, berapa banyak kasih karunia yang sudah Tuhan beri kepada kita. Karunia umum seperti kehidupan, kesehatan, alam, dan karunia yang lebih personal seperti bakat, keluarga yang baik, kesempatan belajar atau bekerja. Pertanyaan utamanya adalah bukan pada berapa banyak kasih karunia yang kita terima, melainkan apakah yang akan kita lakukan dengan kasih karunia-Nya?(HA)
Questions:
1. Dengan cara bagaimana Anda menghargai kasih karunia-Nya?
2. Apakah Anda merupakan pekerja keras? Karya apa yang sudah Anda hasilkan?
Values:
Bukan pada berapa banyak kasih karunia yang kita terima, melainkan apakah yang akan kita lakukan dengan kasih karunia-Nya.
Kingdom Quote:
Respon bersyukur terbaik atas kasih karunia Tuhan adalah bekerja dan melayani lebih keras.