JALAN YANG TURUN DAN SUNYI
Bacaan Setahun:
Bil. 15
1 Kor. 7
“Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi.” (Kisah Para Rasul 8:26)
Pada waktu saya masih ada di sekolah dasar (usia 10 tahun), setiap pulang dari sekolah atau main ke rumah teman, saya selalu lewat sebuah makam (kuburan) dimana jalannya menurun dan sunyi. Saya tinggal di desa, daerah Ungaran Jawa Tengah, waktu itu memang daerah yang sepi di lereng gunung Ungaran. Saya belum menjadi Kristen. Tiap kali lewat daerah situ, mulut komat kamit baca ayat suci, tentu saja tujuannya untuk mengusir rasa takut saya akan maklhuk ‘tak kasat mata’.
Ada orang-orang yang memang dibiarkan Tuhan untuk menikmati kesuksesan dan kemegahan hidupnya. Bukankah Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh dengan kasih karunia. Oleh karena itu kebanyakan dari kita selalu menginginkan kekayaan, kesuksesan, dan berkat-berkat Tuhan pada waktu mengikut Tuhan. Apakah itu tidak boleh? Ya pasti boleh, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang kaya, pemilik segalanya. Tapi tahukah kita, bahwa sering kali kita lupa kepada Tuhan jika kita sudah mempunyai segala yang diberikan Tuhan, firman Tuhan juga mengingatkan kita bahwa harta, takhta dan wanita sering menjauhkan kita dari Tuhan.
1 Yohanes 2:15-16, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” Tuhan memerintahkan kepada Filipus untuk pergi ke jalan yang turun, jalan itu jalan yang sunyi. Itu artinya mengingatkan kepada kita bahwa suatu saat kita harus melalui jalan yang turun dan sunyi, artinya supaya kita mengurangi ego dan nafsu kita menuju ke titik nol, melalui kesunyian dalam saat teduh mencari hadirat Tuhan. Kita harus mengekang bahkan menghancurkan keinginan daging kita. Iman kita harus semakin bertambah dan semakin kuat dalam melayani Tuhan. Kita harus mau dipakai Tuhan untuk menjadi terang, dan kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang ingin mengenal Tuhan lebih dalam seperti sida-sida dari Etiopia.
Marilah kita masuk ke jalan yang turun dan sunyi, menghapus ego dan nafsu kita, menyediakan diri untuk dipakai Tuhan memberitakan firman-Nya seperti Filipus, yang terus dipakai Tuhan untuk menginjil ke berbagai kota. Amin. (AU)
Questions:
1. Apa yang dimaksud masuk jalan yang turun dan sunyi?
2. Apakah Tuhan akan memakai kita menjadi penjala manusia? Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Values:
Marilah kita masuk ke jalan yang turun dan sunyi, menghapus ego dan nafsu kita, menyediakan diri untuk dipakai Tuhan memberitakan firman-Nya.
Pakailah setiap berkat yang Tuhan percayakan untuk kemuliaan Kerajaan-Nya, supaya kekal nilainya.