JEMAAT BEMO
Bacaan Setahun:
2 Raj. 13-14
Yoh. 2
“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan” (Matius 7:22-2)
Seorang pengerja gereja bercerita bagaimana dia bertemu seseorang, sebut saja si A, yang bertanya kapan diadakan KKR lagi. Si A menawarkan, siap mengerahkan massa dan untuk saat sekarang, mereka lowong pada hari Kamis. Hari lain, sudah ada acara rutin yang memanfaatkan jasa mereka. Jadi supaya jelas, maksudnya begini: jika ada acara-acara kerohanian seperti: KKR, seminar atau apapun yang membutuhkan kehadiran banyak orang, mereka siap mengerahkan massa supaya acara tersebut dapat disebut ‘sukses’. Apalagi kalau ada acara makan-makan, mereka lebih bersemangat lagi. Dan jangan salah, tentu saja kehadiran mereka tidak gratis karena ada imbalannya dan biasanya dibayar per bemo (angkot).
Mereka ini adalah masyarakat marjinal yang ‘maha hadir’ di setiap acara apapun. Saat sesi altar call, maka tentu saja mereka semualah yang maju ke depan didoakan, ditumpangi tangan dan sebagainya demi agar acara tersebut dinilai sukses. Setelah acara selesai, pembicara dan sebagian panitia dengan senyum bangga akan berkata, “Puji Tuhan, KKR hari ini sukses. Banyak jiwa dimenangkan!” Padahal itu hanya settingan alias sandiwara.
Mendengar kisah ini, mungkin ada yang berkata, “Ah itu hanya hoaks alias kabar bohong.” Tetapi itulah realita yang ada, khususnya di kota Surabaya. “Jemaat bemo,” atau “jemaat diakonia,” bisa ditemukan di banyak gereja di Surabaya. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Jawabannya sederhana saja, ada hukum permintaan dan penyediaan (supply and demand). Ada orang-orang yang butuh ‘kesuksesan’ ditandai dengan banyaknya massa yang hadir dan ada yang melihat peluang itu dan memanfaatkannya. Dan entah sadar atau tidak, ada banyak orang-orang yang rela memberi donasi sehingga acara settingan seperti ini masih saja berlangsung sampai sekarang.
Hal yang menyedihkan, dan masih akan berapa lama kita bermain-main dan menipu diri sendiri dengan hal semacam ini? Jangan lupa bahwa Tuhan tidak pernah tertarik dengan prestasi yang dibangun manusia sekalipun hal itu berkonotasi rohani. Ingat Matius 7:22, bagaimana ada orang yang merasa sudah berprestasi, tetapi sayangnya mereka ditolak. Mengapa? Matius 7:21 memberitahukan bahwa mereka melakukan prestasi bukan atas kehendak Tuhan. Tentu tidak salah dengan semua aktivitas, acara-acara KKR dan sebagainya jika itu memang atas kehendak Tuhan. Sayangnya banyak yang beraktivitas atas nama Tuhan untuk aktualisasi diri sendiri. Hanya satu saja sebenarnya yang dikehendaki Bapa untuk kita kerjakan, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus. Amin. (LS)
Questions:
1. Coba renungkan, anda merasa melayani Tuhan karena alasan apa?
2. Menurut anda, aktivitas apa yang harus dilakukan agar Tuhan senang kepada anda?
Values:
Jadilah warga Kerajaan yang sejati, tidak memanipulasi kehidupan ini dengan kepura-puraan hidup seolah paling rohani.
Kingdom Quote:
Tuhan tidak terkesan karena prestasi, tetapi karena percaya kepada-Nya.