KASIH IBU vs KASIH KRISTUS
Bacaan Setahun:
Yeh. 25-27
Why. 13
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Efesus 3:18)
Pada saat perang Korea sedang berkecamuk seorang wanita yang sedang mengandung tua lari ke daerah Selatan demi kebebasan. Ia memberanikan diri untuk melawan kedinginan musim dingin seorang diri. Pada waktu ia hampir sampai ke tempat tujuannya yaitu tempat tinggal dua orang misionaris Amerika, tiba-tiba ia merasakan tanda-tanda bahwa ia akan melahirkan. Akhirnya ia harus berhenti untuk melahirkan bayinya di bawah suatu jembatan kecil karena tenaganya telah habis. Cuaca pada saat itu amat dingin, sehingga ibu ini berusaha mati-matian agar anaknya tetap hangat. Ia membungkus bayi mungil itu dengan beberapa potong pakaian sehingga bayi itu tetap hangat dan hidup.
Pada hari berikutnya, ketika sepasang misionaris itu sedang berjalan di atas jembatan, istrinya mendengar tangisan seorang bayi. Mereka pun berhenti untuk melihat. Sang suami menemukan seorang wanita telanjang, mati kedinginan sambil memegang sebuah buntalan kecil berisi bayi. Bayi itu sudah hampir mati membeku, namun ia masih bernafas dengan sangat lemah sekali karena ia telah dibungkus dengan pakaian yang hangat. Setelah mengubur sang ibu di lereng bukit di suatu kuburan khusus, bayi itu dibawa pulang oleh sepasang misionaris ini. Dan anak itu pun dipelihara dan dididik sebagaimana layaknya anak sendiri.
Lalu tibalah saatnya anak ini bersekolah. Anak ini terus menerus bertanya tentang orang tuanya. Pada saat yang tepat, anak itu diberi tahu tentang apa yang telah dialaminya dahulu. Setelah ia mengetahui apa yang terjadi, dia lalu pergi ke makam ibunya. Sambil menanggalkan pakaiannya, ia meletakkan pakaian itu di atas makam, sambil membasahi tanah itu dengan air matanya.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa sorga berada di bawah telapak kaki ibu. Hal ini menggambarkan betapa dalamnya kasih seorang ibu kepada anaknya, sehingga tidak mustahil ia rela mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan anaknya. Namun, ada kasih yang jauh lebih besar dari kasih ibu kepada anaknya yaitu kasih Kristus. Kasih Yesus Kristus kepada manusia, sungguh sangat dalam dan tak dapat dibandingkan dengan kasih mana pun yang terdapat di dunia! Mengapa demikian? Yesus menyerahkan diri-Nya mati di kayu salib untuk semua orang, termasuk juga untuk orang-orang yang menusukkan paku-paku yang tajam ke dalam tubuhNya. Di kayu salib Yesus berkata: ”_Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat_” (Lukas 23:34). Apakah Anda juga mengasihi Yesus? (AU)
Questions:
1. Menurut Anda, apakah kasih seorang ibu terhadap anak-anaknya pasti tulus? Diskusikan.
2. Bagaimana dengan kasih Kristus menurut Anda?
Values:
Tidak ada kata membenci di dalam diri seorang warga Kerajaan Sorga, sebab di dalam dirinya ada Roh Tuhan yang Maha Kasih.
Kingdom Quote:
Dengan mengampuni serta mengasihi orang-orang yang menyakiti Anda, membuktikan bahwa Yesus hidup di dalam diri Anda.