KEKUATAN BERESPON BENAR MESKIPUN DI SAAT SULIT
Bacaan Setahun:
Kej. 49-50
Dan. 9
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” (Matius 3:16 – Mat 4:1)
Dalam perjalanan hidup kita, seringkali kita mengharapkan dan bahkan mendoakan agar segala urusan, atau rencana kita diberi kelancaran, kemudahan. Bahkan kerapkali kita mendengar berbagai nasehat-nasehat secara moralitas yang mendorong kita melakukan sesuatu seolah-seolah sebagai prasyarat agar diberi kelancaran, kemudahan dalam mengerjakan urusan atau tanggung jawab kita. Contoh yang hari-hari ini kerap kita temui adalah seorang anak yang akan menjalani masa ujian akhir sekolah, oleh pihak sekolah dibuatkan acara doa khusus yang kerap juga mengundang orang tua hadir. Biasanya pesan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut adalah, konon harapannya jika anak-anak menunjukkan sikap hormat terhadap orang tua, dan juga meminta maaf terhadap kesalahan yang dilakukan maka pelaksanaan ujian sang anak akan diberi kemudahan dan kelancaran .”
Atau berapa banyak kita didorong untuk beribadah, memberi perpuluhan dengan sebuah iming-iming reward, bahwa segala urusan pekerjaan, keluarga akan mendapat kelancaran dan kemudahan. Atau bahkan kita sendiri setelah membuat keputusan rohani yang penting dan menurut kita benar, misalnya keputusan pertobatan kelahiran baru, baptisan, atau menyerahkan hidup kita untuk melayani, atau keputusan memberi sesuatu bagi pekerjaan Tuhan dan sesama, semua ini kerapkali membuat kita merasa bahwa Tuhan berkewajiban untuk memberi reward kepada kita dengan semua kelancaran, kemudahan.
Firman Tuhan yang kita baca ini menunjukkan bahwa pasca Yesus dalam kemanusiaannya memberi diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, dan mengalami pengalaman spiritual, sebuah Divine Encounter atau perjumpaan ilahi yang luar biasa, dan mendengar suara pengakuan Bapa, dan bahkan masih ditandai dengan fenomena turunnya Burung Merpati. Pasca peristiwa tersebut Alkitab menggambarkan bahwa Yesus dijinkan berada dalam situasi dibawa ke padang gurun dan bahkan dicobai oleh Iblis. Alih-alih protes dengan kondisi tersebut Yesus justru mengambil pilihan respon untuk membangun relasi yang sangat dalam dengan Bapa melalui doa dan puasa dan menghadapi semua kondisi ketidaknyamanan tersebut dan bahkan memutuskan untuk menghadapi pencobaan Iblis yang justru menawarkan berbagai kenyamanan, pemuasan ego, bahkan kekuasaan dan kekayaan tidak terbatas.
Firman Tuhan mengajarkan bahwa kasih karunia Allah yang diterima Yesus bukan hanya memberi berkat dan pengalaman rohani yang menyenangkan, melainkan juga memberi sebuah kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan. Maukah Anda menerimanya ? (HA)
Questions:
1. Apakah ada jaminan bahwa ketika mengikut Yesus tidak akan mendapatkan masalah? Diskusikan.
2. Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi setiap ujian yang Tuhan ijinkan dalam kehidupan Anda?
Values: Kasih karunia Allah yang kita terima bukan hanya memberi berkat dan pengalaman rohani yang menyenangkan, melainkan juga memberi sebuah kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan.
Segala perkara dapat kutanggung dalam DIA yang memberi kekuatan (Filipi 4:13)