KEPO VS KEHENDAK ALLAH
Bacaan Setahun:
Ezra 6-8
Mzm. 121
“Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini? Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” (Yohanes 21:21-22)
Mungkin kita sering mendengar saat dua orang berselisih atau berkonflik dan salah satu mengucapkan sebuah kata yaitu…”Jangan ikut campur..ini bukan urusanmu” atau kita bisa juga mengucapkan kata Ini bukan urusanmu pada orang yang kita rasa begitu suka ingin terlibat dalam situasi yang sebenarnya bukan menjadi urusannya.
Kira-kira mengapa Yesus berkata demikian kepada Petrus dan apa yang sebenarnya DIA ingin ajarkan kepada kita? Situasi pertanyaan Petrus muncul setelah situasi Yesus menanyai Simon Petrus dengan 3 pertanyaan refleksi yang sangat dalam tentang kasih dirinya kepada Tuhan Yesus. Apapun jawaban kualitas kasih Petrus, Yesus meresponi setiap jawaban Petrus dengan sebuah panggilan atau visi untuk menggembalakan domba-dombaNya, dan setelah itu Yesus juga beri visi kepada Petrus bahwa dirinya akan menjadi martir.
Daripada langsung fokus pada Yesus dan rencanaNya yang telah diberitahukan bagi dirinya, Petrus justru jadi “kepo” dengan kira-kira apa yang terjadi atau kehendak Allah pada diri orang lain. Entah apa yang jadi motivasi Petrus untuk menanyakan hal itu, mungkin bisa jadi mencari “teman senasib” atau cuman ingin kepo. Tetapi bagi Yesus, IA tetap berharap agar Petrus lebih fokus kepada rencana Allah atas dirinya.
Kata kepo merupakan istilah gaul yang diambil dari sebuah akronim dalam bahasa Inggris yaitu Knowing Every Particular Object atau diterjemahkan bebas sebagai rasa ingin tahu segalanya. Kepo ini sering dimaknai negatif, sebagai sekedar hasrat ingin tahu yang tidak bermakna, bahkan tidak jarang yang ingin diketahui hanyalah akan menjadi sebuah bahan gosip dan tidak pernah ada solusi. Banyak kita temukan orang kepo terhadap masalah keluarga orang lain, masalah pelayanan organisasi lain, atau masalah pribadi orang lain dan ketika telah tahu atau mendapat informasi yang diharapkan, orang tersebut tidak menjadi bagian yang bersedia terlibat untuk turut menyelesaikan persoalan tersebut.
Yesus mengajarkan kepada kita bahwa Allah ingin kita fokus pada pencarian kehendak Allah bagi hidup kita, dan upaya pencapaian kehendak Allah tersebut bagi hidup kita. Jadi dari pada sekedar kepo tentang orang lain secara tidak jelas lebih baik kita gunakan seluruh hidup kita untuk mencari kehendak Allah yang spesifik untuk kita. Siapkah? (HA)
Questions:
1. Apakah Anda sudah tahu kehendak Bapa terhadap diri Anda?
2. Apakah Anda suka kepo terhadap masalah orang lain? Mengapa?
Values:
Dari pada sekedar kepo tentang orang lain lebih baik kita gunakan seluruh hidup kita untuk mencari kehendak Allah yang spesifik untuk kita.
Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yohanes 4:34)