KETAATAN TUNTUN KITA KEPADA KRISTUS
Bacaan Setahun:
Ayb. 38-39
Kol. 1
“Dia berkata kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu ke sebelah kanan perahu, dan kamu akan mendapat.” Kemudian, mereka menebarkan jala, tetapi tidak dapat menariknya ke mi dalam perahu karena banyaknya ikan. Oleh sebab itu, murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan!” Ketika Simon Petrus mendengar bahwa itu Tuhan, dia mengenakan pakaiannya karena dia melepaskan bajunya saat bekerja, dan terjun ke dalam danau” (AYT – Yohanes 21:6-7)_
Mukjizat adalah intervensi Allah terhadap hukum alam, yang dilakukan-Nya untuk menyatakan kasih dan pertolongan serta menyatakan kemuliaan-Nya kepada mereka yang kepadanya mukjizat itu dilakukan. Mukjizat pastinya adalah hal yang luar biasa dan pada umumnya menarik perhatian sebab tidak sedikit orang yang berharap dan berdoa untuk mendapatkannya. Akibatnya, orang senang dengan mukjizat untuk menerima sesuatu yang instan atau sekedar menjadi penonton suatu hiburan rohani (entertainment). Akan tetapi, seharusnya kehendak Tuhan melakukan mukjizat agar orang mengalami pertobatan dan percaya bahwa Tuhan itu ada, Tuhan itu baik, dan Tuhan berkuasa untuk menolong.
Berkaitan dengan mukjizat ini, setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada beberapa murid-Nya, dan salah satunya adalah menemui murid-murid-Nya tatkala mereka frustrasi karena seharian tidak mendapatkan ikan. Maka Tuhan membuat keajaiban dengan memberikan perintah menebarkan jalan di sebelah kanan perahu. Banyak tafsiran mengapa harus di sebelah kanan, tetapi menurut saya intinya adalah ketaatan. Akibat ketaatan adalah terbukanya mata mereka untuk melihat bahwa itu adalah Tuhan. Meskipun dalam prosesnya ada mukjizat yang dinyatakan, yaitu melimpah ruahnya ikan yang mereka tangkap.
Jadi, penekanannya bukan ketaatan membawa mukjizat, tetapi ketaatan membuka berkat yang lebih besar, yaitu pengenalan yang lebih dalam terhadap Sang Juru Selamat. Mukjizat adalah salah satu cara Tuhan untuk membawa kita bertobat dan semakin mengenal-Nya. Dan pengenalan ini diawali dengan seruan sang murid yang selalu duduk di dekat Tuhan, dan dia adalah Yohanes. Dialah yang mengenali-Nya pertama kali dengan berseru, “Itu Tuhan!” Tidak mudah bagi para murid lainnya untuk berkata demikian sebab pengenal yang intim dengan Sang Juru Selamat akan membuka mata rohani yang lebih tajam.
Kalaupun penekanan pada ketaatan mendatangkan mukjizat, itu bukanlah kemutlakkan. Sebab tidak ada janji tentang kemutlakkan bahwa ketaatan pasti menghadirkan mukjizat. Namun, kalau ketaatan itu membawa kita kepada pengenalan yang dalam akan Kristus sebagaimana Yohanes yang peka itu maka ini adalah kepastian.
Berkat terbesar bukanlah mukjizat tetapi pengenalan yang semakin dalam akan kasih Kristus dan anugerah-Nya yang berlimpah. (DH)
Questions:
1. Mengapa banyak orang tergila-gila dengan mukjizat dan bukan kepada Sang Pembuat Mukjizat?
2. Apa akibatnya jika mukjizat tidak terjadi bagi para penggila mukjizat?
Values:
Mukjizat bukanlah tujuan utama manusia.
Kingdom Quote:
Mukjizat adalah sarana pengenalan akan kasih dan kuasa Allah yang lebih besar.