MAMPIR NGOMBE

MAMPIR NGOMBE 

Bacaan Setahun: 
1 Tes. 1 
Yes. 2-4 
Mzm. 134 

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12)

Urip mung sadermo mampir ngombe! Demikian pesan bijak dalam bahasa Jawa. Arti hurufiahnya: hidup hanya sekedar mampir minum – artinya hidup itu hanya sementara dan tidak lama. Kita hidup hanya sesaat. Sejarah mencatat manusia berharap bisa hidup langgeng sehingga ada yang jasadnya dimumi dan berharap ada teknologi masa depan yang dapat menghidupkan jasadnya lagi.

Tak bisa dipungkiri hidup manusia sangat pendek dibanding karya yang dibuatnya. Pembicaraan ringan juga terjadi saat beberapa penulis renungan ini ngopi bareng. Apa yang harus kita siapkan jika suksesi belum terjadi, tetapi pemimpin telah dipanggil Tuhan?

Berkaca pada sebuah gereja besar di Semarang beberapa tahun yang lalu, ketika pendeta seniornya mendadak meninggal saat usianya masih belum 60 tahun. Jemaat dan pemimpin lapis ke dua belum siap, oleh karena itu berharap pendetanya bangkit dari kematian. Apa yang terjadi kemudian adalah perpecahan antar keluarga pendeta dan juga antar pemimpin lapis kedua di gereja. Hal persis seperti ini juga terjadi di beberapa gereja.

Urip mung sadermo mampir ngombe, seharusnya dipahami secara santai tapi mendalam. Tak ada pesta yang tak akan berakhir, kata sebuah pepatah yang lain.

Pemahaman apa yang harus kita serap jika semua yang ada di dunia ini sementara? Bahkan semarak kejayaan pun bisa berakhir. Hari ini ketika banyak teman kita telah dipanggil Tuhan, seharusnya kita juga sadar, kita harus memakai hari-hari kita dengan bijaksana. Karena waktu kita pun sementara.

Berusahalah menjadi seorang yang suka damai dan bermanfaat menjadi penolong bagi orang lain. Kita tak akan dikenang karena kekayaan dan kejayaan kita, tetapi orang akan mengenang kita karena mereka pernah merasakan sentuhan kebaikan hati kita.
Rasul Paulus menuliskan nasehat kepada jemaat Efesus: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, (16) dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan” (Efesus 5:15-17).

Pahamilah bahwa hidup ini sementara. Semua kejayaan akan berakhir. Persiapkan semuanya! Jadilah dewasa! Tinggalkan teladan baik yang bisa menjadi ‘jejak langkah’ generasi setelah kita. (DD)

Questions:
1. Jika hidup ini singkat kehidupan macam apa yang Anda ingin capai?
2. Apakah kehidupan Anda saat ini sudah dijalani dengan kearifan?

Values:
Tidak ada duta besar yang bertugas selamanya, demikian juga duta besar Kerajaan Surga.

Kingdom Quote:
Umur manusia pendek tapi karya manusia bisa selalu dikenang.