MELIHAT ALLAH

MELIHAT ALLAH 

Bacaan Setahun: 

Mi. 2-3 
Mrk. 15 

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8)

Ada perkataan di dalam bahasa Inggris, “_seeing is believing_” yang artinya harus melihat dengan mata sendiri secara nyata baru bisa percaya. Pertanyaannya, dapatkah kita melihat Allah? Raja Daud, di dalam mazmurnya, mengungkapkan kerinduannya untuk bisa melihat Allah secara nyata. “_Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” (Mazmur 42:1-2) Namun, seperti ayat yang ditulis Rasul Yohanes, tidak seorang pun yang pernah secara visual melihat Allah. “_Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita” (1 Yohanes 4:12)

Lalu apa sebenarnya maksud dari Firman yang dikatakan Yesus bahwa yang suci hatinya akan melihat Allah, seperti ayat bacaan di atas? Apakah orang yang suci hatinya dapat melihat Allah secara visual atau “melihat” dalam arti kiasan? Ayat ini dengan jelas mensyaratkan orang yang dapat “melihat” Allah adalah orang yang suci hatinya, bukan yang sehat matanya. Dengan demikian kata melihat di sini bukan berarti melihat secara visual tetapi dapat “merasakan” kehadiran Allah.

Lalu apa yang dimaksud dengan orang yang suci hatinya? Arti suci di dalam bahasa sehari-hari adalah ‘murni, bersih, tidak tercemar’. Jadi orang yang suci hatinya adalah seorang motivasinya murni. Lalu apa sebenarnya motivasi hati yang murni itu? Rasul Yohanes menulis, jika kita saling mengasihi, Allah ada di dalam kita, kasih-Nya ada di dalam diri kita. Rupanya orang yang mempunyai motivasi hati yang mengasihi tanpa pamrihlah yang dapat “mengalami Allah atau dekat dengan Allah”. Pertanyaannya, apakah orang yang mempunyai motivasi hati yang murni, yang mengasihi orang lain tanpa pamrih, dapat “dideteksi” oleh orang lain?
Mungkinkah seseorang mendoakan orang lain yang tidak ia disukai, saat orang itu mengalami bencana, adalah orang yang dekat dengan Allah? Selidiki hati, apakah Anda memiliki hati yang suci, murni, mengasihi dan mengampuni orang yang menyakiti Anda? Atau meskipun tidak mendoakan secara khusus, tetapi dalam hati kecil Anda berharap musuh Anda mendapat bencana? Jika demikian, apakah benar Anda adalah orang yang dekat dengan Allah, yang dapat merasakan kehadiran-Nya di dalam hati Anda? Jangan-jangan Anda merasa dekat dengan Allah, tetapi orang lain tidak melihat kasih Allah ada di dalam hidup Anda, bahkan orang lain “mencium” bau kebencian yang berasal dari penguasa neraka sedang menguasai hati Anda. (DD)

Questions:
1. Mungkinkah seseorang melihat ALLAH? Apa syarat nya?
2. Bagaimana seseorang bisa melihat ALLAH? Bagaimana hati yang suci itu?

Values:
Kerajaan Sorga dapat kita rasakan jika kita bisa merasakan kasih Sang Raja.

Kingdom Quote:
Jika kita hidup dalam kemarahan dan kebencian, kita tak dapat merasakan kehadiran ALLAH yang penuh kasih.