MEMBANGUN HUBUNGAN INTIM DENGAN ALLAH

Bacaan Setahun:
Mzm. 39
Ayb. 10-12

“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”1 Yohanes 4:18-19

Ketika saya baru bertobat untuk membangun iman saya, saya dianjurkan oleh kakak pembina rohani untuk menghafalkan ayat-ayat Firman Tuhan, lalu memperkatakan atau mendeklarasikannya. Harapannya adalah dengan menghafalkan dan memperkatakan bunyi ayat Firman Tuhan itu akan terbangun iman yang kuat. Benarkah iman kita akan terbangun dengan cara demikian?
Seorang Ayah untuk menyenangkan anaknya yang balita, ia sering mengajak anaknya bermain- main, kadang-kadang ia melempar anaknya dan kemudian ditangkap saat anak itu masih melayang di udara. Anak itu begitu senang dan tertawa-tawa, ia tidak takut dan percaya kalau ayahnya tidak akan menjatuhkannya. Dan yang pasti kepercayaan ini tidak dibangun dengan cara anaknya harus berkata “aku mengakui dengan mulutku dan percaya dalam hatiku bahwa Ayahku mencintaiku dan tak akan menjatuhkanku.” Anak balitanya tidak perlu berusaha untuk membangun iman atau rasa percaya kepada Ayahnya. Dengan santai ia yakin ayahnya akan melindunginya dan memeliharanya, tak ada pergumulan untuk percaya akan kebaikan ayahnya. Hubungannya yang akrab selama ini, berakibat ia telah mengenal kebaikan ayahnya tanpa ia harus memperkatakan pernyataan terhadap ayahnya.
Dengan ilustrasi hubungan anak balita dengan ayahnya ini dapat ditarik pemahaman bahwa untuk menaruh rasa percaya kepada seseorang caranya adalah dengan membangun hubungan dengannya sampai pada titik kita mengenalnya, sehingga kita begitu mempercayainya. Hal ini berlaku juga untuk semua hubungan, hubungan suami istri, persahabatan, hubungan dalam bisnis termasuk juga hubungan kita dengan Tuhan.
Salah satu sebab kehidupan orang Kristen tidak terbangun imannya adalah mereka tidak membangun hubungan yang intim dengan Allah. Menghafalkan janji Firman Allah adalah baik, namun jika tidak dibarengi terbangunnya hubungan INTIM dengan Allah, saya kuatir iman yang terbangun dari menghafalkan dan mendeklarasikan ayat Firman adalah iman yang dibangun dari keraguan dan ketakutan bukan karena rasa percaya dan pengenalan. Rasa percaya atau iman seharusnya terbangun dari mengenal ALLAH dengan baik. Seperti ayat bacaan Firman Tuhan tadi, “Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.” Hari ini jika Anda dan saya mengenal kasih Allah sebagai Bapa yang baik seperti seorang balita mengenal kasih ayahnya, ketakutan kita menghadapi ketidakpastian hidup akan lenyap. Kita tak akan meragukan perlindungan-Nya dan pertolongan-Nya, bahkan pengampunan-Nya yang selalu tersedia untuk kita. Bangun iman Anda dengan memahami kasih-Nya, maka Anda tak akan pernah meragukan janji-Nya, sekalipun Anda tidak meneriakkan janji yang ada di dalam Firman-Nya. Anda mengerti? (DD)

Questions :
1. Bagaimana cara terbaik membangun iman kita?
2. Apakah salah membangun iman dengan memperkatakan Firman-Nya? Jelaskan!

Values :
Suasana Kerajaan Sorga terbangun karena rasa percaya yang dibuktikan oleh kasih dari sang Raja yang telah berkorban bagi semua warga-Nya.

Hubungan sepasang kekasih tidak hanya terbangun dari pernyataan cinta dan janji manis belaka tetapi dari pengenalan dan bukti kasih yang dipraktekkan setiap hari.