MENGHAKIMI
Bacaan Setahun:
2 Raj. 12
Yoh. 1
Mzm. 45
“Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia” (Yakobus 4:12)
Ketika kita mendengar kata “menghakimi” kita pasti berkata, “Saya tidak pernah menghakimi. Saya cuma mengingatkan. Saya cuma mengkritik. Mau dengar ya tidak apa- apa. Tidak mau mendengarpun tak apa- apa.” Benarkah kita tidak pernah menghakimi? Bagaimana kalau kita membicarakan kekurangan orang lain pada setiap orang, bukan langsung pada orangnya?
Saat kita berbicara keadaan seseorang dan menilai orang lain yang terjadi kemudian adalah tidak jarang kita menjurus kepada penilaian negatif, lalu menarik kesimpulan sendiri dan memberikan opini pribadi, bukan lagi berdasarkan fakta obyektif. Sehingga pada akhirnya menimbulkan fitnah dan bahkan pembunuhan karakter. Yang kemudian disebarkan karena rasa tidak suka. Rasul Yakobus menuliskan jika keadaan sudah seperti ini, kita telah menjadi hakimnya, “Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya” (Yakobus 4:11).
Kalau ketika kita “menilai seseorang” sebenarnya tanpa sadar kita telah menjadi hakim, apalagi kalau kita tidak menolong orang tersebut. Kita hanya menilai dan mengkritik dan tidak memberikan solusi. Yang kita lihat semata kesalahan tanpa bisa melihat kelebihan. Hal ini bisa berkembang menjadi rasa tak nyaman dan rasa benci. Ada konsekuensi jika kita telah menjadi hakim bagi saudara kita, yaitu kita akan dihakimi dengan ukuran yang sama, tentu saja bukan oleh hakim di dunia tapi Hakim di atas segala hakim, yaitu Tuhan sendiri (Matius 7:2).
Namun sebaliknya apabila kita tidak suka menilai saudara kita, tidak suka menuduh (mengenakan kuk), dan tidak suka menghakimi, maka yang terjadi adalah, Tuhan akan mendengar permintaan tolong kita. “Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah” (Yes. 58:9 ).
Itu sebabnya jadilah pribadi yang bisa menerima kekurangan orang lain dan pribadi yang suka menolong orang lain, maka Tuhan akan siap menolong Anda dan siap menjawab: Ini Aku! (DD)
Questions:
1. Apakah definisi “menghakimi” menurut Anda? Apakah akibat kita suka menghakimi?
2. Apakah akibat kita tidak suka menghakimi menurut Yesaya 58:9?
Values:
Warga Kerajaan adalah pribadi yang dapat menerima kekurangan orang lain, seperti Sang Raja.
Kingdom Quote:
Kebencian menghasilkan tuduhan dan fitnahan; kasih menghasilkan penerimaan dan pengampunan.