MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA

MENJADI GARAM DAN TERANG DUNIA 

Bacaan Setahun: 
2 Taw. 28-29 
2 Kor. 7 

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” (Matius 5:13-14)

Pernahkah Anda bertanya apa peran Anda di tengah komunitas? Apakah Anda sangat dibutuhkan karena kehadiran Anda membawa dampak positif, karena Anda sangat membantu? Atau kehadiran Anda tidak diharapkan, karena Anda ada atau tidak ada tidak berpengaruh, atau malah kehadiran Anda sangat tidak diharapkan karena Anda hanya menjadi beban bagi yang lain? Sebenarnya setiap kita dipanggil untuk menjadi garam dunia, menjadi terang dunia. Artinya kehadiran kita seharusnya menjadi sumber kebaikan. Ini adalah doa St Fransiskus dari Asisi yang seharusnya menjadi doa kita.
Tuhan, Jadikanlah aku pembawa damai.

Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. Tuhan, Semoga aku ingin menghibur dari pada dihibur, memahami dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai, sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni aku diampuni, dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya, Amin.

Doa St Fransiskus adalah doa penyangkalan diri, mati terhadap diri sendiri. Dan ini yang seharusnya menjadi sikap orang Kristen, agar kemulian Kristus terpancar melalui kehidupan kita. Dan Ini semua bisa terjadi hanya karena “kasih karunia” Kristus, hanya Dia yang dapat menyanggupkan kita melakukan kebaikan tanpa terpaksa. Seperti yang Rasul Paulus tulis, “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.” (2 Kor 3:6 )

Dengan demikian kehadiran kita menjadi garam yang asin di tengah hati yang hambar, menjadi terang di tengah kegelapan hati banyak orang, kehadiran kita sangat diharapkan. Karena memang untuk menjadi “garam dunia dan terang dunia” kita dipanggil. Bukan untuk kemuliaan diri sendiri. Anda setuju? (DD)

Questions:
1. Bagaimana kita bisa menjadi garam dan terang dunia?
2. Sudahkah kita menjadi garam dan terang dunia?

Values:
Warga Kerajaan hidupnya diproses untuk mati terhadap diri sendiri supaya MENJADI BERKAT bagi orang lain.

Kingdom Quote:
Kita bukan hanya dipanggil untuk menjadi warga Kerajaan Sorga tetapi untuk menjadi garam dan terang dunia.