Bacaan Setahun:
2 Taw. 33-34
Mzm. 16
“Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” Roma 6:18
Masih dalam semangat kemeriahan dan sukacita perayaan kemerdekaan Indonesia, saya teringat kembali akan kisah perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Mereka rela mengorbankan tenaga, harta, bahkan nyawa mereka, hanya agar dapat terlepas dari tangan penjajah dan berdiri sendiri sebagai suatu bangsa yang berdaulat. Kemerdekaan yang mereka perjuangkan adalah suatu impian untuk melihat generasi sesudah mereka dapat hidup makmur dan sentosa.
Perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia ternyata tidaklah semulus seperti yang diharapkan para bapak pendiri bangsa. Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, banyak yang berusaha untuk menghancurkan keutuhan negara kita. Selain peliknya serangan Belanda dan tentara sekutu dalam agresi militer I dan II, negara Indonesia muda harus mengadapi berbagai pemberontakan bersenjata dari dalam negeri. Pemberontakan PKI, PRRI Permesta, dan DI/TII sempat memporak-porandakan bangsa kita.
Semua peristiwa pemberontakan tersebut dilandasi karena ketidaktaatan sejumlah elit militer dan politik saat itu kepada pemerintahan Indonesia yang sah. Mereka mau turut berjuang bersama-sama meraih kemerdekaan dari penjajahan Jepang dan Belanda, namun mereka anarkis karena tidak mau tunduk kepada pemerintahan Soekarno dengan berbagai alasan, bahkan mereka ingin mendirikan sendiri pemerintahan versi mereka sendiri yang justru bertentangan dengan cita-cita luhur dan ideologi bangsa Indonesia.
Tidak jauh berbeda dengan kehidupan kerohanian manusia, yang dahulu terikat dan bergumul dengan dosa, selalu rindu untuk mengalami kebebasan. Jauh di dalam lubuk hati, sesungguhnya setiap orang mengerti dan mengetahui perbuatan dosanya dan ingin terlepas darinya, namun mereka tidak mau taat untuk hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Saat Tuhan Yesus melakukan penebusan di atas kayu salib, sesungguhnya kita telah dimerdekakan dari dosa, namun kita harus mau hidup sebagai hamba dari kebenaran. Kita menjadi anarkis, karena meskipun Tuhan Yesus sudah menebus dan memerdekakan kita dari dosa, namun kita menolak untuk taat kepada firman Tuhan.
Sejarah mencatat bahwa mereka yang melakukan perbuatan anarkis dengan cara memberontak kepada pemerintahan Indonesia yang sah, akhirnya berhasil ditumpas juga. Sebagian kecil dari mereka cukup beruntung karena hanya berakhir di penjara, tapi banyak juga yang mati terbunuh dalam operasi militer. Demikian pula orang yang sudah menerima dan mengalami penebusan Tuhan Yesus, ketika ia tidak mau menjadi hamba kebenaran maka ia akan menerima upah dosa, yakni maut. Janganlah kita menyia-nyiakan kemerdekaan yang Tuhan Yesus telah berikan. Sebagaimana kedudukan kita sebagai rakyat Indonesia yang sudah merdeka dari penjajahan, maka kita pun harus taat kepada Raja dan Tuhan kita yang sudah menebus dan memerdekakan kita dari dosa, agar kita menerima semua perlindungan dan hak-hak warga Kerajaan dari Sang Raja kita. (YMH)
Questions :
1. Mengapa saat kita tidak menjadi hamba kebenaran kita disebut anarkis?
2. Apa keuntungan seorang warga negara ketika ia taat kepada pemerintahan yang sah?
Values :
Untuk dapat terlepas dari kekuasaan dosa maka kita harus siap menjadi hamba dari kebenaran.
“Well, it may be the devil or it may be the Lord, but you’re gonna have to serve somebody!” – Bob Dylan.