MUDA TAPI TAK BERDAYA
Bacaan Setahun:
Hag. 1-2
Mzm. 128
Why. 3
“Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya 40:30-31)
Orang muda sering digambarkan sebagai pribadi yang aktif, dinamis dengan energi atau kekuatan yang luar biasa. Banyak orang memberi istilah anak muda seperti baterei energizer, yaitu suatu baterei dengan daya energi lebih panjang dibanding baterei pada umumnya. Namun Firman Tuhan yang kita baca menggambarkan sebuah kondisi yang kontradiktif, di mana digambarkan bahwa ada banyak orang-orang muda yang terlihat Lelah, lesu, dan berjalan sempoyongan sehingga mudah jatuh tak berdaya. Tentu ada kondisi yang menjadi penyebab kondisi kerapuhan-kerapuhan yang melemahkan potensi kekuatan anak muda ini.
Jika kita membaca ayat sebelumnya maka kita dapat melihat kondisi yang menyebabkan hal ini, Yes 40:27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” Ayat ini menggambarkan sebuah kondisi emosional negative yang berdampak puncaknya pada situasi merasa diri tertolak, bukan hanya dari manusia melainkan tertolak dari Tuhan. Ini yang disebut dari rasa tertolak secara situasional, berubah menjadi rasa tertolak secara eksistensial.
Rasa tertolak ini bisa terjadi karena beberapa faktor persoalan emosional dibalik sebuah keadaan, yaitu rasa tidak dicintai, perasaan gagal, kecewa, kepahitan atau yang lebih mendasar adalah perasaan bersalah atau berdosa. Persoalan emosional ini tentu tidak bisa kita hindari dalam aspek kehidupan sehari-hari. Namun kondisi ini menjadi beban emosional sebenarnya disebabkan karena kita tidak memiliki perbendaharaan yang cukup dalam tanki emosi kita. Ada 3 kebutuhan emosi utama yang harusnya terisi dalam tanki “hidup kita”, yaitu kebutuhan dicintai (self belongingness), kebutuhan rasa berharga (self worthiness), kebutuhan rasa berkemampuan atau berdaya (self competence).
Dosa telah merusak aspek emosional kasih dari Allah, itu sebabnya ketika manusia jatuh dalam dosa yang terjadi adalah Adam dan Hawa menjadi malu, menyembunyikan diri, dan kemudian justru menyalahkan satu sama lain yang sebenarnya bermakna menyalahkan Tuhan sebagai Pencipta eksistensi mereka. Tapi bersyukur pada Allah, bahwa Allah dalam ketritunggalanNya setia menyediakan kebutuhan emosi kasih kita. Allah menyatakan diriNya sebagai Bapa yang mengasihi (Yer 31;3), Allah putra di dalam Yesus menyatakan keberhargaan kita dengan menebus kita (1 Pet 1:18) dan pribadi Roh Kudus memberi kita kesanggupan menjadi berkat (Kis 1:8). Maukah menerima cintaNya? (HA)
Questions:
1. Sebutkan 3 kebutuhan emosi utama manusia.
2. Apakah ketiga aspek emosional tersebut sudah terpenuhi dalam diri Anda? Diskusikan.
Values:
Ada 3 kebutuhan emosi utama manusia, yaitu kebutuhan dicintai, kebutuhan rasa berharga, dan kebutuhan rasa berkemampuan atau berdaya.
Kingdom Quote:
Allah mencurahkan kasihNya, justru saat kita masih berdosa (Roma 5:5-8)