PENYEMBAHAN SEJATI
Bacaan Setahun:
Kel. 29 ,Kis. 23, Mzm. 56
“Lalu, Abraham mengulurkan tangannya dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Malaikat TUHAN berkata, “Jangan ulurkan tanganmu ke atas anak itu, jangan lakukan apa pun terhadapnya, sebab sekarang Aku tahu bahwa kamu takut akan Allah dan kamu tidak menahan anakmu, anak tunggalmu itu, dari-Ku” (AYT – Kej. 22:10, 12).
Kadang kita tidak mengerti jalan pikiran Tuhan. Dan memang banyak perkara yang kita tidak pahami. Termasuk dalam kisah Abraham yang akan diberkati dengan berkat keturunan yang begitu banyaknya namun penggenapannya tidak segera terealisasi bahkan ia harus diuji lagi dengan ujian yang terberat dalam hidupnya sebagai pembuktian bahwa ia layak untuk menerima janji tersebut. Ia harus menyerahkan dan mengorbankan anaknya yang tunggal. Namun ia lulus dalam ujian itu.
Allah suka dengan apa yang dilakukan Abraham karena ia tidak segan-segan menyerahkan anaknya yang paling dia kasihi yakni miliknya yang paling berharga kepada Allah. Abraham semakin mengenal Allahnya dan seperti apa karakter-Nya. Ketika perkenalan pertama kali dengan Allah dan saat janji itu diucapkan oleh Allah, Abraham memang percaya, namun ia belum mengenal secara pribadi karakter Allahnya.
Abraham berjalan bersama Allah (walk with God). Itulah perjalanan iman meskipun dia belum tahu kapan penggenapan realisasi dari janji itu. Sampai suatu saat ujian itu datang. Sebab Allah melihat sudah waktunya bagi Allah untuk menguji Abraham. Tuhan sudah tahu seperti apakah sahabat-Nya itu. Ketika Tuhan menuntut milik kita yang paling kita sayangi, sebenarnya Tuhan sedang menuntut penyembahan yang sejati.
Dan Abraham telah membuktikan untuk memberikan Ishak, anaknya yang paling dia kasihi. Dia lulus dalam ujian itu. Dia telah memberikan penyembahan yang sejati kepada Allah.
Penyembahan yang sejati itu merelakan semua yang kita miliki dan yang paling berharga untuk diberikan kepada Allah yang mengasihi kita. Hanya seorang budak yang menyadari posisinya sebagai seorang budak yang tidak memiliki hak apa-apa atas hidupnya, kecuali tuannya, yang dapat menyerahkan hidupnya secara tulus kepada sang pemilik hidupnya yaitu tuannya.
Semoga kita memahami bahwa kita sudah dibayar lunas oleh Kristus. “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Korintus 6:20)!(DH)
Questions:
1. Menurut Anda mengapa janji keturunan kepada Abraham tidak segera terealisasi segera?
2. Apa yang membuat Abraham rela mengorbankan Ishak?
Values:
Penyembahan sejati adalah melepaskan apa yang paling kita sayangi untuk diberikan kepada Tuhan.
Kingdom Quotes:
Agama hanya mengenal liturgi tanpa korban sejati.