PERCERAIAN

PERCERAIAN 

Bacaan Setahun: 

Yeh. 4-7 
Why. 5 

(5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:5-6)

Keluarga harmonis adalah prioritas Tuhan yang utama. Ini tercermin pada mujizat pertama di dalam pelayanan Tuhan Yesus. Ia merubah air menjadi anggur di sebuah pesta pernikahan di Kana ketika mereka kehabisan sajian anggur. Tuhan berharap selalu ada kebahagiaan layaknya nikmatnya ‘anggur baru’ di tengah keluarga sehingga keluarga terhindar dari perceraian. Jadi, keluarga adalah institusi yang penting. Iblis tak bisa melawan Allah, tetapi iblis bisa terus menyerang keluarga yang adalah prioritas utama Allah. Seperti layaknya permainan catur, jika raja kalah maka permainan selesai. Jika keluarga hancur maka rencana Allah gagal. Tak ada lagi rencana Allah yang sempurna melalui keluarga, tak ada Kerajaan Sorga di bumi. Jadi, jika terjadi perceraian di dalam keluarga maka Iblis telah menang.

Generasi lalu berusaha mempertahankan keutuhan keluarganya demi anak-anak. Namun, yang terjadi pada generasi sekarang, demi mencari kebahagiaan sementara, mereka menuntut hak cerai dan beranggapan anak-anak akan baik-baik saja. Padahal anak-anaklah terpaksa harus membayar harga sebuah perceraian; anak-anak akan menjadi korban karena mereka kehilangan tujuan hidup. Perceraian akan menghasilkan anak-anak yang tumbuh dengan mental yang lemah. Mungkin saja mereka sehat secara jasmani, tetapi kekecewaan di hati akan menjadikan mereka anak yang gamang dan mudah putus asa.

Penelitian membuktikan sebagian besar pelaku kriminal adalah produk keluarga yang bercerai atau keluarga broken home. Penembakan masal oleh seorang remaja di sebuah sekolah di Amerika Serikat adalah akibat kekecewaan sang anak yang adalah produk keluarga yang broken. Orang tua yang bercerai berpotensi menghasilkan anak yang akan menjadi sumber petaka. Kekecewaan dapat merubah anak hasil keluarga broken menjadi monster yang sewaktu-waktu memangsa.

Mother Teresa, saat menerima hadiah Nobel Perdamaian Dunia, menyampaikan pesan upaya perdamaian. Ia menyampaikan pesan singkat, “Jika ingin menghasilkan dunia yang lebih baik, pulanglah dan kasihi keluargamu.” Pesan dari renungan hari ini, “Berjuanglah, jadilah pahlawan bagi anak-anak Anda. Apa pun masalahnya, jangan mudah memutuskan bercerai. Mintalah hikmat dan kasih Tuhan untuk membina keluarga yang kokoh dan harmonis. Firman Tuhan mengatakan, “apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”. (DD)

Questions:
1. Setujukah Anda dengan perceraian karena alasan berhak bahagia?
2. Bagaimana upaya kita seharusnya untuk mempertahankan keluarga bahagia?

Values:
Seperti Sang Raja mengasihi jemaat, demikian seharusnya kasih suami kepada keluarga.

Kingdom Quote:
Seorang suami perlu terus berharap mendapat aliran kasih tak terbatas dan tak pernah habis, yaitu kasih Kristus.