REPRUNED (Dipangkas Kembali) | Pdt. Eluzai Frengky Utana

“Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya. Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah.” (Yohanes 15:1-2)

Tujuan kita dipangkas bukanlah untuk membinasakan kita, tapi agar kita berbuah lebih banyak. Ketika kita tidak berbuah, berarti hidup kita tidak mempermuliakan Tuhan. Cara mempermuliakan Bapa adalah dengan gaya hidup yang senantiasa melahirkan orang-orang lain untuk menjadi murid Yesus yang kemudian memuridkan juga orang-orang lainnya.

 

YANG PERLU KITA PERHATIKAN PADA MUSIM PEMANGKASAN KEMBALI ADALAH:

 

1. TETAP PERCAYA DIRI DALAM TUJUAN TUHAN

Kita tidak perlu berusaha menjadi ranting. Menjadi ranting adalah kedudukan yang secara otomatis kita dapatkan ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita. Sebagai rantingnya Tuhan, sekalipun kita hidup benar maka kita tetap akan mengalami pemangkasan. Karena tujuan hidup kita adalah mewujudkan gambar Tuhan dalam diri kita, sehingga kita akan terus dibersihkan dari hal-hal yang tidak berkenan di hadapanNya, sehingga kita bisa berbuah lebih banyak.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5).

 

2. BEKERJASAMA DENGAN PEMANGKASAN TUHAN

Tuhan selalu mencari orang yang mau dibentuk. Cara membentuk seseorang tentunya harus dengan dibenturkan dengan berbagai persoalan. Pemangkasan Tuhan datang melalui berbagai persoalan, namun pemangkasan akan selalu mendahului sebuah pertumbuhan yang baru. Tuhan tidak pernah memanggil orang yang layak, namun melayakkan orang yang terpanggil melalui proses pemangkasan. Seperti Ruth yang mau merendahkan hatinya dibentuk menjadi seorang pemulung yang memungut sisa-sisa gandum, sehingga Tuhan mengangkat derajatnya dan ia bisa menikmati sorga di muka bumi.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku (Yohanes 15:4).

 

3. BEDAKAN DISIPLIN DENGAN PEMANGKASAN

Ada perbedaan antara disiplin dengan pemangkasan. Tindakan pendisiplinan diterima sebagai akibat kesalahan yang kita lakukan, tetapi pemangkasan adalah tindakan yang dilakukan Tuhan sekalipun kita hidup dalam kebenaran. Saat mengalami pemangkasan kita mungkin merasa dibuang, namun Tuhan tidak pernah membuang umatNya. Yang bisa terjadi adalah umat yang meninggalkan Tuhannya. Tetaplah melekat sebagai ranting bagi Tuhan, karena sebagai pokok anggur maka Tuhan adalah harta kekayaan sejati yang tidak pernah meninggalkan kita.

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar
(Yohanes 15:6).

 

4. BERBUAH BANYAK

Tuhan tidak menghukum kita kalau kita gagal, tetapi tujuan pemangkasan adalah untuk menghasilkan buah, yaitu untuk menghasilkan hal-hal yang lebih baik.  Bersama Tuhan tidak ada yang instan, tetapi semua melalui proses. Pemangkasan memang menyakitkan, tetapi mendatangkan berkat di kemudian hari. Karena itu jangan melihat pemangkasan sebagai hal yang menakutkan. Itu dilakukan Tuhan untuk kebaikan kita, karena Tuhan menghendaki kita berbuah dalam segala bidang kehidupan.

Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu. (Yohanes 15:8)

Ketika kita memahami dan menghidupi empat hal di atas, maka kita siap dan akan mampu merespon dengan benar ketika pemangkasan terjadi dalam hidup kita. Pemangkasan tidakmembuat kita semakin lemah tetapi justru akan mendatangkan kebaikan dan memampukan kita untuk menghasilkan lebih banyak buah. Amin. (VW)