SALAH DIDIKAN
Bacaan Setahun:
Nah. 1
Mrk. 6
“Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu” (Amsal 29:15,17)
Membaca kisah Daud dan anak-anaknya, terkhusus bagaimana perlakuan Absalom tehadap Daud, ayahnya; sangat kurang ajar, terang-terangan memberontak, tidak ada rasa hormat sama sekali. Dalam hal ini, Daud bersalah. Sebagai Ayah, Daud gagal mendidik anaknya. Beberapa kali kalau kita baca, Daud meminta kepada orang-orangnya untuk bersikap lunak kepada Absalom. Meski Daud tahu Absalom salah, dia tidak mendisiplin Absalom (2 Samuel 13-15).
Fakta di lapangan banyak ditemukan bahwa anak-anak yang tidak mendapat didikan yang benar dari orang tuanya, cenderung trouble maker. Mau anak orang biasa, anak pejabat, bahkan anak pendeta sekalipun, kalau salah asuh kebanyakan membuat masalah dan mempermalukan orang tuanya.
Amsal berkata “Didiklah anakmu..!” Dengan apa kita mendidik anak-anak? Dengan tongkat dan teguran. Yang lahir di tahun 70-90an pasti tahu rasanya cambukan dari ikat pinggang, gagang sapu, gagang bulu ayam, rotan, dan penebah kasur, bukan? Tetapi karena itu pulalah, kita rasanya kapok buat kesalahan. Akhirnya tumbuh menjadi anak yang penurut dan kebanyakan sangat hormat pada orang tuanya. Sehingga, jangankan sapu melayang, baru dipelototin saja kita sudah keder duluan. Berbeda dengan anak-anak zaman now, mereka lebih galak dari orang tua. Banyak orang tua susah mendidik anaknya karena kesibukan mereka, dan malah menyerahkan pengasuhan pada suster, pembantu, guru di sekolah, bahkan guru les. Alhasil anak lebih takut dan lebih percaya apa kata suster atau kepada siapa mereka menghabiskan waktu lebih banyak, dibandingkan sama orang tua mereka. Ironis bukan?
Ternyata, tongkat dan teguran itu HARUS. Selagi anak-anak kita belum remaja, ada harapan untuk mendidik mereka dengan tongkat dan teguran. Kalau sudah remaja, kita sudah tidak bisa pakai tongkat atau teguran. Kita harus jadi teladan dan jawaban buat kebutuhan psikis mereka. Anak-anak itu melihat dan melakukan apa yang dia dapatkan dari lingkungan rumahnya. Ketika mereka sudah menjadi pemuda dan pemudi, sebagai orang tua kita harus lebih banyak jadi teman dan mentor buat mereka. Percayalah, ketika hubungan ini terjalin dengan baik dan kuat, maka anak akan merasa aman dan nyaman dengan orang tuanya. Mereka akan lebih berinisiatif bersikap baik dan berorientasi membahagiakan orang tuanya. (LA)
Questions:
1. Apa yang menyebabkan orang tua bisa salah didikan pada anak?
2. Apa akibat bila anak mengalami salah didikan dari orang tuanya?
Values:
Didiklah anak-anak kita dengan kasih dan kebenaran, tidak hanya pintar memperkatakannya namun bisa menghidupinya, maka anak-anak akan melihat teladan hidup kita sebagai orang tua dan menirunya.
Kingdom Quote:
Salah didikan sama dengan makan buah simalakama.