SEHAT EMOSIONAL
Bacaan Setahun:
1 Sam. 2
Ams. 3
“TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mazmur 34:19)
Tahun 90an, dunia digemparkan oleh sebuah penemuan yang merubah paradigma manusia, yaitu tokoh Daniel Goleman dengan konsep Emotional Intelligent (EQ), yang ahun 90-an, dunia digemparkan oleh sebuah penemuan yang merubah paradigma berkata orang yang memiliki Kecerdasan secara emosional punya peluang keberhasilan jauh lebih besar dari sekedar kecerdasan intelegensi biasa. Pada saat itulah orang disadarkan bahwa emosi manusia merupakan sebuah faktor penting yang selama ini diabaikan.
Bagaimana dengan Allah kita? Ternyata jauh sebelum konsep EQ ditemukan Allah telah menaruh perhatian tentang aspek ini. Allah adalah Bapa yang memperhatikan hidup kita secara utuh. DIA memberi perhatian bukan hanya pada aspek rohani dan fisik, namun juga kepada aspek emosi yang dirasakah oleh manusia. Bahkan ALLAH menjadikan emosi sebagai “jalan menunjukkan kasih dan keintimanNya” kepada kita. Firman Tuhan menjelaskan pentingnya kita memperhatikan kondisi emosi kita. Karena tanpa pengenalan dan pengelolaan emosi yang tepat, maka banyak dari kita dapat alami masalah/ kegagalan dalam perjalanan iman kita.
Beberapa tokoh Alkitab juga tercatat pernah alami kegagalan yang diakibatkan persoalan emosional mereka, antara lain : Musa gagal karena “marah” dan luapkan amarahnya dengan memukul batu; Simson gagal karena gagal mengendalikan emosi “cintanya”; Saul gagal karena gagal kendalikan rasa takutnya; Yeremia berkali-kali menyesali panggilan Tuhan atas dirinya, karena peristiwa yang menguras emosi dirinya; Yudas menjual Yesus karena “kecewa” terhadap pengharapannya dan juga saat ia merasa“gagal” menjadi murid Yesus.
Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa gangguan emosi dapat berakibat pada gangguan rohani demikian juga sebaliknya. Jadi apakah emosi itu salah, atau berdosa? Emosi adalah hal yang netral tidak ada yang baik atau buruk; positif atau negatif, namun respon dan cara mengungkapkan emosilah yang sering menjadi sumber permasalahan. Beberapa ciri emosional yang terluka sering diekspresikan dalam dua kondisi yang nampaknya bertentangan sebagai berikut; mudah merasa tertolak atau haus penerimaan/apresiasi; terlalu sensitive atau juga terlalu pasif; minder atau narsis; takut gagal atau takut punya cita-cita; berpikir negative atau justru hiperbola.
Membangun emosi yang sehat dimulai dari kesadaran dan kejujuran akan emosi yang sedang kita rasakan baik itu emosi sedih, marah, takut, gembira, bangga, kecewa dll. Bawalah (ungkapkanlah) segala emosi yang kita rasakan kepada Tuhan, dan terimalah kasihNya yang meneduhkan, menyehatkan hati (emosi) kita. Keteduhan hati kita akan menolong kita mengekspresikan emosi kita dengan cara yang lebih tepat. (HA)
Questions:
1. Menurut Anda apakah Emotional Intelligent (EQ) sangat berpengaruh dalam tingkat keberhasilan seseorang?
2. Bagaimana cara Anda membangun EQ anda?
Values:
Keteduhan hati kita akan menolong kita mengekspresikan emosi kita dengan cara yang lebih tepat.
Kingdom Quote:
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:17)