SEMANGAT KEPAHLAWANAN

Bacaan Setahun: 
Ibr. 8 
Yer. 31-32 

SEMANGAT KEPAHLAWANAN 
“Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.” (1Samuel 30:6)

Sesudah memproklamirkan kemerdekaannya, Indonesia tidak bisa santai berpangku tangan. Belanda yang baru saja merayakan kekalahan Jerman dan Jepang pada Perang Dunia ke-2, tidak mau membiarkan Indonesia menikmati kemerdekaannya. Dengan cara licik Belanda mengirimkan pasukan yang membonceng pasukan Sekutu masuk ke Indonesia dengan dalih akan melucuti tentara Jepang yang berada di Indonesia. Keberadaan pasukan Belanda (NICA) tersebut diketahui oleh rakyat dan pemerintah Indonesia karena Belanda berani melakukan penyerangan terhadap pemerintah Indonesia yang baru saja lahir. Agresi militer Belanda yang memboceng pasukan Sekutu tersebut mendapatkan perlawanan keras dari seluruh penjuru Indonesia, tak terkecuali dari kota Surabaya di Jawa Timur.
Pasukan Sekutu dan pasukan Belanda sempat mengultimatum warga kota Surabaya untuk menyerah pada tanggal 10 November 1945, jika tidak maka kota Surabaya akan mereka bumi hanguskan. Meskipun warga kota Surabaya kalah dalam kekuatan militer, namun semangat kepahlawanan merekja tidak berkurang sedikit pun. Salah satunya ketika seorang tokoh perjuangan yang disebut Bung Tomo, berpidato di hadapan warga Surabaya. Beliau berpidato dengan penuh semangat membara, dan meyakinkan warga Surabaya untuk tidak menyerah kepada penjajah, dan Allah selalu berada di pihak yang benar. Di ujung pidatonya beliau berkata: “Tuhan akan melindungi kita sekalian.” Tak pelak lagi semangat warga Surabaya langsung terbakar ketika beliau selesai berpidato. Kata-kata Bung Tomo seperti bensin bagi percikan api di hati warga Surabaya. Peperangan pun terjadi dan meskipun mengalami banyak korban jiwa namun warga Surabaya sudah berjuang habis-habisan untuk kemerdekaan mereka.
Dalam 1 Samuel 30 dikisahkan bagaimana perasaan Daud dan pasukannya ketika kota mereka, Ziklag, diserbu dan dijarah oleh bangsa Amalek. Begitu pedihnya keadaan mereka sampai Daud sang pahlawan pembunuh raksasa dan pasukannya menangis dengan nyaring sampai mereka tidak kuat lagi menangis. Jiwa mereka meratap, semangat pun luntur, yang ada hanya kesedihan dan kekecewaan, sampai-sampai pasukannya sendiri menjepit Daud dan ingin melemparinya dengan batu. Namun dalam saat stress dan depresi tersebut, Daud justru menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan. Ia meminta imam Abyatar membawa efod kepadanya. Akhirnya ia kembali bangkit dan berhasil mengorganisir pasukannya dan memulai penyerbuan balasan kepada bangsa Amalek. Di ayat 18-19 tercatat bahwa Daud berhasil menyelamatkan semua tawanan dan harta yang dirampas bangsa Amalek.
Wow! Ini adalah kisah semangat kepahlawanan yang luar biasa. From zero to hero. Dari stress dan depresi berubah menjadi bebas dan bahagia. Kuncinya bukan pada pidato yang luar biasa, bukan pada persenjataan yang canggih atau pun pasukan yang banyak, tapi semata-mata hanya kepercayaan kepada Tuhan dengan cara mencari Tuhan. Jika kita mencari Tuhan, maka rasa percaya diri kita akan bangkit lagi. Inilah semangat kepahlawanan yang sejati, yang hanya ada dalam Tuhan, satu-satunya sumber pengharapan yang teguh. Temukan semangat kepahlawananmu ketika Anda mencari Tuhan! Amin (YMH).

Questions:
1. Mengapa Daud dan pasukannya menangis begitu rupa dalam 1 Sam 30:4?
2. Bagaimana caranya kita memiliki semangat kepahlawanan seperti Daud?

Values:
Warga Kerajaan Allah yang sejati memiliki semangat kepahlawanan karena percaya kepada Rajanya.

Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (1 Samuel 30:6)