SENSASI vs ESENSI

SENSASI vs ESENSI 

Bacaan Setahun: 
Yeh. 10-12 ,Wahyu 4, Mzm. 93 

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)

Ada seseorang menulis di blog pribadinya : “Belakanagn saya merasa hidup ini adalah sebuah persaingan. Orang-orang bersaing untuk mendapat kepuasan, kesuksesan, dan berbagai hal lainnya. Mulai darai tukang jualan, tukang ojek, supir angkot, mahasiswa, karyawan, semuanya ingin mendapatkan yang lebih baik daripada orang lain. Mereka membuat sensasi yang menghebohkan untuk menarik perhatian orang lain”

Dalam kehidupan bergereja pun, para Hamba Tuhan, pendeta, Gembala pun bersaing untuk mendapatkan jiwa-jiwa (jemaat) agar gereja mereka penuh dengan jemaat yang datang. Ibadah dibuat sensasional, meriah bergemuruh, bahkan mengundang artis-artis terkenal untuk bersaing dengan gereja lainnya. Kita sering lupa bahwa kita dipanggil bukan untuk memamerkan kemegahan sebuah ibadah dihadapan banyak “penonton”, melainkan untuk membawa tubuh Kristus dan Kerajaan Allah ke dalam dunia dalam roh dan kebenaran.

Saat ini gereja lebih mengutamakan “Sensasi” dari pada “Esensi” nya. Menurut KBBI, Sensasi adalah yang membuat perasaan terharu; yang merangsang emosi; yang menggemparkan; kegemparan. Sedangkan Esensi adalah hakikat, inti, hal yang pokok. Esensi adalah mendasar, yang penting, utama dan hakiki. Dari sejak Yesus masih ada di bumi esensi yang ditekankan oleh Tuhan adalah Amanat Agung yang tertuang di dalam Matius 20:19-20, tetapi gereja lebih sibuk dengan hal-hal lain yang lebih sensasi.

Jika yang diutamakan adalah sensasi maka yang dilakukan adalah kehendak Iblis, jebakan dunia, agar lebih terkenal, tujuannya untuk memukau manusia, semakin menuntut dilayani, mendahulukan hak, mengejar pujian demi ketenaran, memberi makan daging, mengedepankan protes, mengejar hal-hal yang sementara, acuh tak acuh pada Amanat Agung.

Jika yang diutamakan adalah esensi maka yang dilakukan adalah melakukan Kehendak Bapa agar lebih mengenal DIA, tujuannya untuk memuliakan TUHAN, semakin memberi, melayani, mendahulukan kewajiban, mengejar perkenanan TUHAN, ketaatan, mencintai proses, memberi makan Roh, melakukan yang TUHAN mau, investasi pada kekekalan dan melakukan Amanat Agung. Efesus 5:14 Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”

Mari saudara, bangkitlah dan kejarlah esensinya, jangan hanya membuat sensasi saja. Hakikat menentukan fungsi, artinya sebagai anak-anak terang hiduplah seperti Kristus, kerjakan Amanat Agung-Nya, itulah esensi yang dikehendaki Tuhan dalam ibadahmu, amin. (AU)

Questions:
1. Menurut Anda, pentingkah sensasi dalam ibadah? Mengapa?
2. Mengapa kita sebagai orang percaya masih sering mengejar sensasi?

Values:
Hiduplah seperti Kristus, kerjakan Amanat Agung-Nya, itulah esensi yang dikehendaki Tuhan dalam ibadahmu.

Kingdom’s Quotes:
Perbanyak esensi, kurangi sensasi, supaya hidup Anda berdampak luas bagi sekitar.