SERAKAH – SIKAP TIDAK PUAS DIRI

SERAKAH – SIKAP TIDAK PUAS DIRI 

Bacaan Setahun: 
2 Raj. 23-24 , Mat. 23 

Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. (Amsal 30:7-8)

Ada kisah tentang seekor anjing yang kehilangan tulang yang menjadi makanannya karena serakah atau tidak puas diri. Seekor anjing berlari-lari membawa tulang. Ketika melewati jembatan, ia menunduk dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air sungai. Ia mengira ada anjing lain membawa tulang yang lebih besar dari miliknya. Tanpa pikir panjang ia meninggalkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam air. Anjing itu akhirnya harus bersusah payah berenang ketepian. Ia hanya bisa termenung dan sedih karena tulang yang dibawanya tadi hilang diambil anjing lain.

Mungkin banyak di antara kita yang sudah membaca kisah ini. Kisah ini menggambarkan sikap tidak puas diri yang berkembang menjadi keserakahan. Seorang yang mengenal dan telah menerima karya keselamatan-Nya akan hidup dalam anugerah dan pemeliharaan-Nya. Inilah yang diminta oleh Agur bin Yake. Ia mengenal bahwa manusia sulit berkata “cukup”, karena selalu ada ketidakpuasan dalam dirinya. Bila ia merasa segala kebutuhan tercukupi, ia tidak lagi memandang kepada Tuhan yang memberikan; bila ia hidup dalam kemiskinan dan kekurangan, ia bisa mencuri dan mempermalukan Tuhan. Jika demikian kapan kehadiran Tuhan dalam hidupnya, ketika kaya dan ketika miskin pun tidak! Berbeda halnya dengan seorang yang menyadari bahwa hidupnya adalah anugerah dan segala yang dimilikinya pun semata berdasarkan anugerah dan pemeliharaan-Nya, sehingga ia senantiasa mensyukuri Sang Pemelihara hidupnya.

Menyadari bahwa kita memiliki bagian kita sendiri akan menghindarkan kita dari keserakahan atau mengingini milik orang lain. Keserakahan berpotensi membuat kita kehilangan kebaikan-kebaikan yang kita miliki, jiwa kita akan dirundung oleh kekecewaan dan kekuatiran, karena itu baiklah kita belajar bersyukur atas bagian khusus itu. Dalam pemeliharaan TUHAN kita tidak akan mengalami kekurangan. Dalam penjagaan TUHAN, kita akan mengalami kepuasan dan kecukupan yang sesungguhnya. Mengenal dan menikmati hidup di dalam Allah Sang Pemelihara akan membuat kita mensyukuri kesetiaan-Nya dan jauh dari sikap mengeluh dan menyalahkan DIA. Amin (AU)

Questions:
1. Apakah Anda mengerti dengan istilah ”serakah”? Jelaskan.
2. Menurut Anda, apakah orang percaya juga bisa serakah atau tidak puas diri?
Values:
Menyadari bahwa kita memiliki bagian kita sendiri akan menghindarkan kita dari keserakahan atau mengingini milik orang lain.

Kingdom Quotes:
Keserakahan mendatangkan kekurangan, rasa syukur membuahkan kecukupan.