SPIRITUAL APPETITE / SELERA ROHANI

SPIRITUAL APPETITE / SELERA ROHANI 

Bacaan Setahun: 
Ul. 18-19 
Mzm. 7 
Gal. 2 

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5:6)

Beberapa tahun yang lalu dunia diperkenalkan dengan istilah tentang gangguan pada perilaku makan pada tokoh yang bernama Lady Di, yang demi menjaga bentuk tubuhnya rela lakukan apapun agar makanan yang dimakan dimuntahkan. Hal ini disebut fenomena Bulimia. Ada gangguan yang lain yang dikenal dengan istilah Anoreksia, yang berwujud perilaku tidak mau makan karena alasan-alasan psikosomatis. Kondisi “selera” makan kita akan menunjukkan kualitas kondisi Kesehatan diri kita. Demikian juga kondisi “selera “ rohani kita juga menunjukkan kualitas kondisi rohani kita.

Firman Tuhan yang kita baca menunjukkan sebuah pesan Yesus yang nampaknya kontradiktif, karena Yesus justru berkata berbahagialah pribadi yang merasa lapar dan haus. Beberapa Theolog menjelaskan bahwa penggunaan istilah-istilah dalam Matius Fasal 5 : 1 – 12, adalah didasarkan kepada situasi sosial ekonomis orang Israel pada waktu itu yang alami kondisi sulit karena penjajahan romawi, banyak yang merasa tertindas, teraniaya, miskin, bahkan haus dan lapar. Namun Yesus tidak ingin hidup mereka hanya fokus pada kondisi yang ada dengan mentalitas ketidakberdayaan, melainkan memberi “framing baru” atau “makna baru“, akan pentingnya memiliki kualitas kehidupan yang sejati dan lebih mulia. Yesus menunjukkan kunci untuk meraih kualitas kehidupan yang lebih berkualitas meskipun dalam situasi yang sulit adalah sebuah kondisi hati yang “ Lapar dan Haus “ akan kebenaran, dan kebenaran itu adalah Firman Tuhan (Yoh 17 : 17)
Pertanyaan pentingnya adalah bagaimana selera rohani kita dengan kebenaran atau Firman Tuhan? Sebuah pesan rohani yang tajam dari Mark Batterson berkata: “Jika Anda tidak merasakan lapar dan dahaga akan Allah, mungkin Anda terlalu kenyang atau penuh dengan diri Anda sendiri”. AW Tozer, juga mengungkapkan bahwa salah satu musuh terbesar kekristenan adalah puas diri secara rohani. Ams 27:7, Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis. Rasa lapar dan haus akan kebenaran dimulai dari sebuah kesadaran bahwa Saya tidak berdaya tanpa kebenaran Tuhan, dan Tuhan menyatakan diriNya melalui firmanNya.

Di Perjanjian Lama kebergantungan kita kepada Tuhan dilambangkan dengan peristiwa turunnya Manna atau roti dari surga, yang harus diambil setiap hari menjadi jatah harian dalam porsi yang cukup. Hal itu menunjukkan betapa setiap hari kita membutuhkan makanan rohani yaitu firmanNya. Tapi Iblis selalu akan berusaha membuat kita kenyang dengan memberikan penawaran-penawaran yang mengalihkan kita dari Kristus dan kebenaran firmanNya. Ingat 3 pencobaan yang Yesus alami, semuanya adalah bentuk penawaran Iblis. (HA)

Questions:
1. Apakah Anda mempunyai hati yang selalu lapar akan Tuhan?
2. Bagaimana bentuk rasa lapar Anda terhadap kebenaran-Nya?

Values:
Iblis akan selalu berusaha membuat kita kenyang dengan memberikan penawaran-penawaran yang mengalihkan kita dari Kristus dan kebenaran firmanNya.

Manusia hidup bukan hanya dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah