Bacaan Setahun:
Yer. 9-10
Mzm. 79
1 Tes. 5
“Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.”Yohanes 4:21, 23
Sampai hari ini, di gereja kami, tempat yang biasa kami beribadah belum mengadakan aktivitas ibadah seperti biasanya, kami masih ibadah “on line“. Karena gereja kami adalah gereja yang jumlah jemaatnya tidak terlalu banyak maka yang terhilang adalah suasana keakraban dalam berhubungan saat setelah kebaktian. Komunitas tempat bersosialisasi dan beraktivitas di gereja juga sudah tak ada lagi. Saat inilah setiap kita dipaksa oleh tatanan yang baru, untuk mengartikan kembali kata “ibadah” dan hidup berjemaat, dengan tatanan yang baru ini.
Ketika pabrikan hand phone Samsung berpindah dari sistem analog ke sistem Android, beberapa pesaing kecil yaitu hand phone made in China segera ikut berubah sistem. Namun pesaing terbesar yaitu Nokia tetap tidak berubah ke sistem Android. Ketika penjualan Nokia anjlok, ‘timing’ perubahan terlambat, Nokia semakin terpuruk dan mati, Samsung makin berkibar. Hari ini hand phone sistem Android bukan hal yang asing lagi.
Demikian juga kebaktian sistem “on line” sebenarnya telah dilakukan sebagian kecil gereja saat sebelum ada wabah Covid. Hari ini mereka yang selangkah di depan ini lebih dulu siap beribadah dengan cara “on line”, bahkan ‘viewer’ mereka saat ini lebih banyak daripada jumlah jemaat resmi saat beribadah biasa. Sistem gereja ‘on line’, hari ini bukan hanya merubah tatanan beribadah namun juga akan merubah bentuk organisasi gereja, karena tak dibutuhkan lagi gedung gereja maka perijinan gereja jadi tak lagi diperlukan. Fenomena mendadak mendirikan “Gereja on line“ akan jadi populer. Pertanyaannya masihkah nantinya kebaktian gereja on site dibutuhkan?
Kepada perempuan Samaria yang mewakili kaum terpinggir, bukan birokrat, Yesus berkata sebuah rahasia: tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang plat form yang baru, tatanan yang baru orang tidak beribadah/menyembah di gedung gereja dengan liturgi baku tetapi beribadah di mana saja dengan cara baru yaitu di dalam kesadaran rohani dan sikap hati yang benar. Sekarang tak ada lagi syarat dan batasan, tak ada lagi cara atau sikap tubuh yang paling afdol dalam menyembah. Bahkan juga tak ada batasan waktu yang tepat kapan, jam berapa dan hari apa seharusnya menyembah yang paling berkenan. Yang terpenting adalah kesadaran secara rohani dan sikap hati yang benar.
Pertanyaannya, siapkah kita semua dengan tatanan yang baru ini? Jangan-jangan hanya tipe orang yang berkeadaan seperti ‘perempuan Samaria’ yang siap menerima tatanan baru ini, sedang mayoritas orang pada umumnya belum siap dengan tatanan baru dalam menyembah. Mereka masih perlu mempertimbangkan tempat, cara, dan waktu yang tepat. Sekali lagi, saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang! Tatanan menyembah yang baru! (DD)
Questions :
1. Benarkah telah tiba saatnya cara menyembah yang baru?
2. Bagaimana Anda menyikapi perubahan tatanan baru ini?
Values :
Menyembah dalam Roh dan kebenaran bukan cara atau metode, tetapi sikap hati para warga Kerajaan.
Cara dan tempat menyembah bisa berubah sesuai keadaan dan jaman, esensi dari penyembahan tak pernah berubah.