TELANJANG DI HADAPAN TUHAN

TELANJANG DI HADAPAN TUHAN 

Bacaan Setahun: 
Bil. 1, Mrk. 16, Mzm. 103 

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. (Ibrani 4:12-13)

Salah satu sifat Allah adalah Mahatahu sehingga tak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Artinya, bagi Tuhan, segala sesuatu yang kita pikirkan, rencanakan dan perbuat, semuanya Ia ketahui. Kita semua telanjang di hadapan Tuhan. Namun, seringkali kita tidak menyadari bahwa kemahatahuan Tuhan seharusnya membawa dampak bagi perilaku keseharian kita. Sama halnya secara pengetahuan kita tahu bahwa Tuhan Mahakasih dan terbukti dengan karya penebusan-Nya di kayu salib, namun apakah pengetahuan kita tentang Tuhan Yang Maha Kasih berdampak kepada perilaku kita menjadi semakin baik? Pengetahuan umum bahwa Tuhan Mahatahu, Mahakuasa, dan Mahakasih seringkali tak membawa dampak apapun, malah hanya membuat seseorang menjadi munafik, artinya apa yang diketahui tidak selaras dengan apa yang dilakukan.

Apa yang bisa membuat seseorang berubah selaras dengan apa yang dipahaminya tentang Tuhan? Yang bisa membuat perubahan bukan sekedar pengetahuan tentang Tuhan, tetapi mendengar Firman-Nya atau perkataan-Nya secara personal, seperti Tuhan sedang berkata-kata secara pribadi kepada kita.

Perkataan Allah secara personal kepada kita sanggup memisahkan jiwa dan roh, artinya membangkitkan kesadaran yang bersumber bukan hanya dari jiwa, tetapi dari roh manusia. Karena kesadaran rohani adalah kesadaran yang terdalam di roh manusia. Dikatakan, Firman Tuhan sanggup membedakan pertimbangan pikiran dan hati kita (and is a discerner of the thoughts and intents of the heart).

Ketika kebenaran Firman Tuhan secara kuat berbicara di hati kita, bukan hanya di pikiran kita, maka yang terjadi bukanlah pengetahuan, tetapi pewahyuan atau pencerahan. Ketika pewahyuan terjadi maka kesadaran rohani terdalam yang digugah, dan inilah yang disebut pertobatan, yaitu terjadi perubahan yang mendasar dari hati.

Kesadaran yang bersumber dari hati atau pewahyuan yang akan membuat seseorang sadar akan siapa dirinya sesungguhnya di hadapan Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya, tetapi kita merasa damai. Inilah yang disebut perjumpaan dengan Tuhan. Dan perjumpaan dengan Tuhan-lah yang akan membawa perubahan pada pikiran dan perilaku kita. Saat terjadi perjumpaan dengan Tuhan, kita sadar, kita telanjang di hadapan-Nya, namun tetapi kita tidak malu. Karena ketelanjangan kita ditutupi oleh kasih dan kemuliaan-Nya. (DD)

Questions:
1. Firman yang bagaimana yang sanggup merubahkan kesadaran kita?
2. Mengapa kita perlu pewahyuan bukan sekedar pengetahuan? Jelaskan.

Values:
Kehidupan warga Kerajaan memerlukan Firman hidup, yaitu perkataan Sang Raja.

Kingdom Quotes:
Pengetahuan tentang Firman membawa kematian, tetapi pewahyuan membawa kehidupan.