Bacaan Setahun:
Ayb. 7-9
Mzm. 38
“Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.”Amsal 14:15
Dahulu, Budi adalah seorang pekerja keras yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Dia bekerja di sebuah toko elektronik di kota surabaya. Suatu ketika, seorang teman bertanya kepadanya: ‘Berapa gajimu sebulan kerja di toko itu?” Dia menjawab: “2 juta rupiah”. “Cuma 2 juta rupiah? Sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu?”, sahut temannya dengan dialek seperti sedang mengejek. Sejak saat itu Budi jadi membenci pekerjaannya. Lalu dia meminta kenaikan gaji pada pemilik toko, pemilik toko menolak dan mem-PHK-nya. Dan Budi malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.
Saat arisan seorang ibu bertanya kepada ibu Wati, “Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit? Bukankah anak-anakmu banyak?” Rumah yang tadinya terasa lapang sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya. Ketenangan pun hilang saat keluarga ibu Wati ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank, sementara penghasilannya masih tergolong pas-pasan.
Dari kedua kisah ini, kita bisa belajar dua hal. Yang pertama, hendaklah perkataan, atau di era sekarang, kalimat yang kita ketik, musti diperhatikan dengan baik. Harus bijak dan penuh kehati-hatian, bila tidak, kalimat yang awalnya menurut kita biasa saja, namun bisa menjadi malapetaka bagi si pendengar atau pembacanya. Amsal 16:24 berkata: “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.” Jadi, belajarlah untuk menjadi pribadi yang bisa bertutur kata, atau menuliskan kata-kata dengan manis, jika tidak kita sudah menjadi alat setan untuk menghancurkan kehidupan seseorang.
Yang kedua, sebagai penerima pesan, entah sebagai pendengar atau pembaca sebuah kalimat dari orang lain, jangan mudah mengonsumsinya mentah-mentah. Artinya harus bisa kita olah dengan matang sehingga tidak akan menjerumuskan kehidupan kita kelak. Ayat bacaan kita menasihati kita supaya tidak mudah terhasut oleh setiap pesan yang masuk, tetapi menjadi bijaklah dalam berespon supaya setiap langkah yang kita ambil tidak akan menghancurkan masa depan kita.
Pada akhirnya, segala sesuatu yang masuk dalam pikiran kita, harus kita olah dengan kebenaran Firman-Nya, dari sanalah kita akan mendapatkan hikmat dan tuntunan dalam setiap keputusan-keputusan kita. Ayo, baca firman Tuhan dan renungkan setiap saat, agar hidup kita semakin bijak. (HB)
Questions :
1. Bagaimana seharusnya kita berucap/mengirim pesan ke orang lain?
2. Apa yang harus kita lakukan supaya bijak dalam merespon setiap pesan yang masuk?
Values :
Sebagai warga Kerajaan, seharusnya kita mampu memberikan dampak yang positif bagi kehidupan orang lain, melalui sikap, perkataan ataupun dalam bentuk pesan lainnya.
Jadilah pembawa pesan damai, ketika orang mendengarnya, akan diubahkan hidupnya kepada hal yang lebih produktif.