TERSERAH
Bacaan Setahun:
Yer. 23-25
Ibr. 5
“Beginilah firman TUHAN: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah dan yang ke tawanan, ke tawanan lah!” (Yeremia 15:2)
Selama berabad-abad sebelumnya bangsa Israel, selalu memberontak kepada Tuhan untuk mengikuti berhala bangsa-bangsa lain. Akibatnya, keadaan mereka memburuk dan jatuh ke dalam penjajahan bangsa-bangsa lain. Tetapi ketika mereka bertobat, Tuhan kembali memulihkan keadaan mereka tetapi tidak lama kemudian, kembali lagi ke berhala yang tampaknya sangat menarik hati.
Demikianlah orang Israel jatuh bangun dalam dosa kepada Tuhan sampai di zaman nabi Yeremia, saat kondisi kerohanian bangsa Israel berada pada titik terendah. Pemberontakan mereka kepada Tuhan sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi tetapi sudah terang terangan. Kekerasan, ketidakadilan, pemerkosaan hak-hak sesama termasuk penyembahan berhala menjadi pemandangan sehari-hari menyebabkan nabi Yeremia seringkali meratapi bangsanya. Namun anehnya, bangsa Israel masih juga bertanya kepada nabi Yeremia minta petunjuk Tuhan. Tetapi setiap kali datang firman Tuhan, mereka selalu menolak dan tidak mempercayai nabi Yeremia karena petunjuk Tuhan itu tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Pada akhirnya, tidak ada lagi harapan selain membiarkan bangsa itu menjalani pilihan mereka. Pemberontakan membawa mereka kepada maut, pedang, kelaparan dan menjadi tawanan. Tidak tanggung-tanggung, menjadi tawanan di Babel yang menjadi pusat penyembahan berhala. Mereka benar-benar mengalami dan bergelimangan berhala sampai mereka sadar wajah asli dari berhala. Mereka baru sadar betapa kejam dan pahitnya dampak berhala itu kepada mereka sehingga belum lama di Babel, mereka sudah berseru-seru minta kembali pulang. Sayangnya waktu sudah ditetapkan tujuh puluh tahun sampai Tuhan melepaskan dan membawa mereka kembali dan sejak saat itu tidak pernah lagi terjadi bangsa Israel kembali ke berhala.
Namun sebagai orang percaya yang mengaku sebagai umat pilihan, justru sejarah terulang kembali. Ilah zaman ini seringkali terlalu menarik untuk ditolak. Walau masih mengaku orang percaya tetapi terus terikat dengan ilah zaman ini dalam bentuk hedonisme, hawa nafsu, keserakahan dan kenikmatan hidup. Orang-orang seperti ini masih beribadah tetapi memungkiri kekuatannya (2 Tim. 3:5) atau masih mau mendengar khotbah tetapi tidak sampai kepada kebenaran itu karena yang diterima hanya yang sesuai keinginannya (2 Tim. 3:7). Akibatnya tidak sedikit yang akhirnya menjadi tawanan dosa, rumah tangga rusak, hubungan dengan sesama juga rusak.
Karena itu berhati-hatilah kepada ilah zaman ini yang begitu menggoda, jangan sampai Tuhan berkata, TERSERAH. Halleluyah. (LS)
Questions:
1. Anda lebih suka khotbah yang menegur atau yang menjanjikan?
2. Adakah sesuatu yang lebih menarik hati anda dari pada hidup dalam kebenaran?
Values:
Karena itu berhati-hatilah kepada ilah zaman ini yang begitu menggoda, jangan sampai TUHAN berkata: TERSERAH!
Kingdom Quote:
Menjalani hidup terserah kepada Tuhan adalah perjalanan hidup yang aman.