THE POWER Of LOVE

THE POWER Of LOVE 

Bacaan Setahun: 
Kel. 36 
Kis. 28 
Mzm. 91 

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Kisah ini terjadi pada tahun 1956 di Cina, Liu Guojiang seorang jejaka yang berumur 20 tahun jatuh cinta kepada janda beranak yang bernama Xu Chaoqing, yang usianya 10 tahun lebih tua dari Liu. Tak ayal, gunjingan masyarakat begitu menekan keduanya. Demi cinta sejati, mereka kawin lari dan memilih tinggal di gua di pegunungan desa Jiangjin yang jauh dari peradaban. Tak ada listrik di sana, hidup terasa begitu sulit, namun mereka menerima semuanya dengan sukacita. Bahkan Liu membuat 6000 anak tangga agar Xu lebih nyaman untuk naik dan turun dari gunung tempat tinggal mereka. Kini, sudah 66 tahun lebih kisah mereka menginspirasi setiap pasangan yang memadu kasih. Kisah cinta yang diwarnai banyak pengorbanan ini menjadi pemenang The Greatest Love Story 2006 di Cina, sebuah kekuatan cinta yang nyata.

Pernikahan Yakub dan Rahel juga bercerita tentang pengorbanan. Saat Yakub menyatakan niat untuk menyunting Rahel yang elok parasnya, ada syarat yang harus dipenuhi. Ia harus lebih dulu bekerja 7 tahun pada Laban calon mertuanya. Setelah 7 tahun bekerja, ia ditipu Laban. Bukan Rahel yang diberikan kepada Yakub, melainkan Lea, kakaknya. Namun, demi cintanya kepada Rahel, Yakub tidak ragu menyanggupi permintaan Laban untuk bekerja 7 tahun lagi padanya. Begitu besarnya cinta Yakub kepada Rahel sehingga memberi kekuatan kepada Yakub untuk bekerja keras, dua kali 7 tahun lamanya (Kejadian 29:16-30).

Kasih dan pengorbanan tampaknya merupakan pasangan serasi. Saat kita berkomitmen untuk mengasihi, sesungguhnya kita pun berkomitmen untuk berkorban. Jika kasih yang mendasari, maka pengorbanan pun dapat diberikan dengan hati yang penuh sukacita.

Pernikahan adalah arena tempat hal ini dipertunjukkan. Saat pengorbanan diberi, maka kasih akan terbukti. Banyak pernikahan yang gagal karena tidak adanya pengorbanan yang mendasari kasih sepasang suami isteri. Kita adalah mempelai Tuhan yang begitu dikasihi, sehingga DIA rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menebus dosa kita sang mempelai (Yohanes 3:16). Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memiliki kekuatan cinta yang harus diperjuangkan bahkan dengan pengorbanan? Efesus 5:2 dikatakan, “dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.”(AU)

Questions:
1. Apakah yang mendasari Anda untuk berkorban kepada orang yang Anda kasihi?
2. Setujukah Anda bahwa kasih harus selalu disertai pengorbanan?

Values:
Jika kasih yang mendasari, maka pengorbanan pun dapat diberikan dengan hati yang penuh sukacita.

Kingdom Quote:
Saat kita berkomitmen untuk mengasihi, sesungguhnya kita pun berkomitmen untuk berkorban.