Setiap orang tentunya merindukan kemuliaan dalam hidupnya dan Tuhan telah menentukan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya akan menerima kemuliaan itu. Ada perjalanan hidup yang harus dilewati untuk mencapai kemuliaan. Ada pepatah yang mengatakan berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, yang artinya bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian. Kebanyakan orang tidak suka akan proses, mereka maunya instan dan sukses dengan cepat.
Tuhan Yesus juga mengalami suatu perjalanan kehidupan dan pelayanan yang mengajarkan kepada kita bahwa proses menuju kemuliaan adalah kematian dan penderitaan. Menjelang perayaan Paskah, ketika Yesus dan murid-murid hendak beribadah pada hari raya itu, juga terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.“ Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Tuhan Yesus juga mengajarkan bahwa: “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” (Yohanes 12:20-25).
Untuk mengingat perjalanan Yesus, kita dapat menggunakan istilah 5G, yaitu:
- GETHSEMANE
Sesudah Perjamuan malam, Yesus beserta beberapa orang muridNya pergi ke taman Getsemani untuk berdoa semalam-malaman. Yesus mengalami tekanan yang begitu berat dalam hidupNya. Ia mengalami kengerian yang luar biasa dan Ia sangat ketakutan sehingga peluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Ia harus menanggung dosa dunia. Yesus yang tidak mengenal dosa dijadikan dosa karena kita supaya kita dijadikan kebenaran Allah.
- GOLGOTHA
Di bukit Golgota, Yesus harus mangalami hukuman di kayu salib setelah mengalami siksaan yang begitu kejam. Hukuman salib adalah hukuman mati yang sangat sadis. Seseorang yang mengalami hukuman salib akan sangat dipermalukan, disiksa dan dibiarkan mati perlahan-lahan. Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya, dan oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh.
- GRAVE
Setelah mengalami hukuman dan siksaan yang begitu kejam, Yesus harus mati dan masuk ke dalam dunia orang mati untuk mengalahkan maut dan bangkit pada hari yang ketiga, sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
- GALILEE
Setelah kebangkitan, Tuhan Yesus harus kembali menyatakan diriNya di Galilea dimana Ia banyak menghabiskan waktu pelayananNya. Tujuannya ke Galilea adalah untuk mengingatkan para murid-muridNya agar hidup mereka benar-benar dipulihkan dan meneguhkan kembali panggilannya sehingga siap mengemban tugas Kerajaan.
- GLORY
Ketaatan Yesus melakukan kehendak BapaNya membuat Bapa sangat memuliakan Dia, sehingga ketika Ia ditinggikan maka akan menarik semua orang datang kepadaNya.
Doa Yesus sehingga Ia berkemenangan menghadapi segala macam bentuk tekanan, aniaya, siksaan dan hukuman salib adalah:
- FATHER GLORIFY THY NAME!
Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah suara dari sorga: “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!”(Yohanes 12:28)
Ketika kita mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan, mengalami proses kehidupan dan mungkin disalah mengerti oleh orang lain tetaplah mengucap syukur dan muliakan Bapa di Sorga.
- NOT MY WILL BUT THY WILL BE DONE
“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”(Lukas 22:42)
Di tengah-tengah tekanan yang begitu berat Yesus menyerahkan semuanya kepada kehendak Bapa. Demikian juga dalam hidup kita ada peperangan yang kita hadapi yaitu menyerahkan kepada kehendak Bapa atau lebih menuruti kehendak diri sendiri. Ketika kita meletakkan kehendak kita di bawah kaki Tuhan maka Tuhan akan memimpin hidup kita kepada kemuliaan.
- FATHER FORGIVE THEM FOR THEY DON’T KNOW WHAT THEY DO
Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:34)
Ketika Yesus menghadapi hukuman salib kira-kira pukul dua belas siang terjadilah kegelapan meliputi daerah itu dan dan gempa bumi melanda. Tabir bait suci terbelah dua sehingga kita manusia yang berdosa dilayakkan menghampiri tahta kasih karunia karena Yesus berdoa memohonkan ampun bagi kita. Setiap kita yang telah menerima pengampunan dari Tuhan jangan lagi menyimpan segala macam bentuk kepahitan, dendam tetapi ampunilah setiap orang yang bersalah kepada kita.
- FATHER INTO THY HANDS I COMMIT MY SPIRIT (Lukas 23:46)
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. (Lukas 23:46)
Penderitaan terberat yang Yesus alami adalah ketika Ia berseru “Eli, Eli, lama sabakhtani?” (AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?) namun sudah itu sorak kemenangan Yesus alami ketika segala sesuatunya sudah selesai dan Ia menyerahkan nyawaNya kepada Bapa. Pertukaran sudah terjadi sehingga dosa-dosa kita sudah diampuni melalui karya Yesus di salib.
Tuhan tidak pernah mengajarkan jalan pintas untuk mencapai kemuliaan. Orang yang adalah kuat dan berkemenangan adalah orang yang mengerti tujuan hidupnya. Yesus sangat mengerti apa yang menjadi tujuannya datang ke dunia. Ia datang untuk mati bagi dunia. Sekalipun Yesus tahu bagaimana caranya Ia akan mati, Ia tetap mau menderita dan mengalami penderitaan yang amat berat. Tanpa pencurahan darah tidak akan ada penebusan dosa. Yesus menyerahkan diriNya untuk dianiaya dan dibunuh di kayu salib agar kita yang berdosa menerima pengampunan dan menerima hidup yang kekal.(RCH)