Bacaan Setahun:
1 Samuel 20-21
Amsal 12
WIRA ANANTA RUDIRA
“Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” Wahyu 2:10
Renungan ini ditulis beberapa saat dari waktu pengumuman Panglima Tentara Nasional Indonesia, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengenai tenggelamnya Kapal Selam KRI terutama setelah ditemukannya Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang dikomandani oleh Letkol Laut Heri Octavian di perairan utara Bali, terutama setelah ditemukannya kapal Selam KRI Nanggala 402 pada kedalaman lebih dari 800 m, yang berakibat kapal terpecah dalam 3 bagian, dan yang mengakibatkan gugurnya 53 ABK Kapal Selam.
Peristiwa ini diawali dari hilangnya kontak KRI Nanggala 402 pada tanggal 21 April 2021 dalam misi hendak melakukan latihan tembak rudal c802, yang disebabkan oleh sebuah kondisi yang secara singkat disebut dengan Black Out, alias fenomena nihilnya sumber listrik, yang mengakibatkan kapal selam menjadi tidak terkendali, dan juga tidak mampu mengirimkan “pesan komunikasi” tentang keadaan darurat kapal selam. Dalam misi akan meluncuran rudal, maka KRI Nanggala secara prosedural wajib meminta otorisasi (ijin peluncuran) rudal sebelum meluncurkan rudal. KRI Nanggala 402 dalam pesan terakhirnya telah mengirim pesan otorisasi peluncuran. Dan saat berita tentang persetujuan akan otorisasi itu dikirimkan, saat itulah telah terjadi kehilangan kontak. Berbagai upaya pemanggilan dilakukan dengan mencoba menggunakan semua saluran komunikasi, namun tidak pernah ada respon. Berbagai upaya langsung dilakukan untuk melakukan proses penyelamatan mulai dari aspek visual hingga melibatkan kapal-kapal berteknologi tinggi untuk misi penyelamatan laut dalam yang melibatkan berbagai negara sejak tanggal 21 April 2021 hingga diumumkan ditemukannya badan kapal selam pada tanggal 25 April 2021. Ada rasa duka yang mendalam karena gugurnya 53 prajurit terbaik bangsa Indonesia dari Satuan Hiu Kencana TNI Angkatan Laut. Ada sebuah kata yang sempat diucapkan Panglima TNI pada waktu itu yang sangat berkesan yaitu : Wira Ananta Rudira yang bermakna tabah berjuang (setia) sampai akhir, dan mereka dinyatakan dalam status On Eternal Patrol yang mungkin secara terjemahan bebas bermakna ‘Terus bertugas/patroli di dalam kekekalan/keabadian’.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa penderitaan, permasalahan atau kesusahan bisa saja terjadi dalam perjalanan hidup dan iman kita. Pertanyaannya bukan pada penderitaannya, kapan berakhirnya, melainkan pada masih tabahkah dan setiakah kita? Masih setiakah kita kepada iman kepercayaan kita kepada Kristus apapun yang terjadi, masih setia kepada panggilan pelayanan-Nya meski dalam situasi sesulit apapun? Kiranya anugerah-Nya memberi kita kesetiaan kepada Kristus apapun kondisi hidup kita. Amin (HA)
Question:
1. Apa yang dimaksud dengan Wira Ananta Rudira, terhadap iman Anda kepada Kristus?
2. Mengapa kita harus setia kepada Tuhan Yesus sampai kekekalan?
Values:
Setialah terus sampai akhir dalam mengiring Tuhan, sebab ada mahkota yang disediakan bagi kita yang tetap setia melayani-Nya, dalam kondisi apapun.
Kingdom Quote:
Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. (2 Tesalonika 3:3)