YUNUS SANG NABI OGAH-OGAHAN
Bacaan Setahun:
Kej. 32
Luk. 24
“Akan tetapi, hal itu tidak menyenangkan hati Yunus sehingga ia menjadi marah. Ia berdoa kepadat TUHAN, katanya, “Oh TUHAN, bukankah ini yang sudah kukatakan ketika aku masih ada di negeriku? Itu sebabnya, dahulu aku melarikan diri ke Tarsis karena aku tahu, Engkau adalah Allah yang pengasih dan penyayang, lambat untuk marah, dan berlimpah kasih setia, serta menyesal atas hukuman yang akan ditimpakan” (AYT – Yunus 4:1-2).
Mungkin Yunus adalah kasus khusus yang terjadi dalam dunia kebangunan rohani. Sebab ia berkhotbah secara singkat dan ogah-ogahan kepada penduduk Niniwe dan ia tidak berharap ada pertobatan di sana. Eh malah terjadi kebangunan rohani! Dan kebalikannya kita yang berkhotbah habis-habisan, lho sepertinya tidak terjadi apa-apa. Sebab memang tidak tergantung kepada perbuatan manusia tetapi oleh belas kasihan Allah dan maksud Allah sendiri. Yunus memahami Allah yang penuh dengan belas kasihan dan panjang sabar namun ia tidak mengharapkan itu terjadi kepada penduduk Niniwe. Bagi Yunus, dosa penduduk Niniwe tidak pantas untuk diampuni. Bagi Yunus, penduduk Niniwe seharusnya dihabisi dan dihancurkan.
Ternyata pemahaman Yunus sangat tipis terhadap karakter Allahnya. Selama ini mungkin ia menyangka bahwa ia telah mengenal baik siap Allahnya, ternyata tidak. Sebab ia gagal memahami sisi kasih Allah yang luar biasa. Bagaimana seandainya dia dapat melihat kehadiran Allah sebagai Firman yang mati di kayu salib untuk menebus manusia? Bukankah ia bahkan lebih protes mungkin? Namun itulah keberadaan Allah yang panjang sabar dan penuh kasih dan dicurahkan kepada manusia.
Mungkin kita dengan mudah mencibirkan bibir terhadap Nabi Yunus. Akan tetapi, tanpa disadari, banyak orang Kristen melakukan hal yang sama. Bila kita jujur kepada diri sendiri, apakah orang Kristen pada masa kini sadar akan tanggung jawab untuk memberitakan Injil kepada mereka yang terhilang? Bukankah kadang-kadang kita beranggapan bahwa orangorang yang belum mengenal Kristus itu terlalu jahat dan sudah pantas mendapat hukuman Allah? Apakah kita menyadari bahwa mereka yang menjadi sumber ancaman bagi orang Kristen juga merupakan objek dari kasih Allah? Allah mengasihi semua orang dari semua suku bangsa, tetapi apakah orang Kristen memiliki hati yang sama dengan hati Allah? Apakah kita memiliki beban untuk mendoakan mereka?
Mari kita memahami kasih Allah yang luar biasa dan menghendaki kita juga mengasihi dan berdoa bagi orang-orang yang berdosa supaya mereka bertobat dan diselamatkan. (Dh)
Questions:
1. Seberapa perlukah gereja memberitakan Injil?
2. Bagaimana memotivasi jemaat untuk giat dalam misi?
Values:
Gereja tanpa misi adalah gereja yang mati.
Kingdom Quote:
Gereja dan misi tidak dapat dipisahkan, sebab keduanya telah menyatu dalam tugas yang diperintahkan Kristus.