2025 The Year of Preparation | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN,  luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;  (Yesaya 40:3-4)

Y2H (Year of Hostility & Harvest)

Dalam tahun-tahun ke depan, akan ada aniaya dan persekusi (hostility), tetapi juga ada tuaian (harvest). Aniaya semakin meningkat, namun mujizat akan makin banyak. Mujizat terjadi di rumah-rumah, orang sakit disembuhkan, orang mati dibangkitkan, nama Tuhan diserukan di mana-mana. Nubuatan tentang ‘The Greatest Harvest’ ditujukan bagi negeri kita, yaitu Indonesia.

Tema ROCK Ministry 2025 adalah The Year of Preparation (Tahun Persiapan).

Apa yang harus kita persiapkan?

  1. Mempersiapkan kehidupan yang berkenan untuk menyambut kedatangan Tuhan.

Perumpamaan tentang penabur di Matius 13, berbicara tentang lalang vs gandum. Gandum berbuah dan merunduk, menggambarkan umat Tuhan yang rendah hati. Diberkati tetapi tidak sombong. Sebaliknya lalang tidak berbuah dan berdiri tegak, menggambarkan orang yang sombong dan suka menghakimi. Di akhir zaman, keduanya akan dituai bersama-sama. Gandum akan dikumpulkan, tetapi lalang diikat dan dibakar.

  1. Mempersiapkan diri untuk memerintah bersama Yesus.

Periode pemerintahan para presiden di bumi berkisar hanya 4 – 5 tahun, tetapi kita akan memerintah bersama Yesus untuk selama-lamanya. Pikirkanlah pahala kekekalan. Benih yang baik adalah putra Kerajaan. Anak kecil yang tidak dewasa tidak akan memiliki pengaruh. Orang-orang yang belum percaya ingin melihat Yesus. Yesus berkata: “Kalau biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati ia akan

tetap satu biji, tapi jika ia jatuh dan mati maka ia akan menghasilkan banyak buah”. Jadi kita harus siap mati untuk diri sendiri agar berbuah banyak. Yesus tampak melalui hidup kita dan nama Tuhan dipermuliakan.

  1. Mempersiapkan diri untuk peperangan (Prepare for war).

Kita harus siap untuk peperangan. Peperangan antara Israel dan Palestina terjadi karena Israel tidak mempersiapkan diri dan berjaga-jaga, sekalipun sudah ada peringatan dari badan intelijennya bahwa akan ada serangan oleh Hamas. Seperti halnya ungkapan, ‘If you fail to prepare, you prepare for fail’.

Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, tanda-tandanya sudah mulai terjadi, yaitu peperangan, penyakit sampar dan kelaparan. Yang menuai di akhir zaman adalah malaikat dan para pemberita Injil. Di masa ini malaikat penjaga secara nyata menjalankan tugasnya, ini tampak ketika calon presiden Trump diluputkan dari penembakan saat melakukan kampanye.

Di kitab Wahyu 12, ada tanda di surga tentang seorang perempuan dan naga. Ini bukanlah gambaran tentang Maria tapi gambaran tentang bangsa Israel dengan 12 sukunya. Iblis yang digambarkan sebagai seekor naga yang merah padam, marah dan mengamuk, menuduh dan mendakwa orang percaya, bahkan sepertiga malaikat-malaikat di surga diseret untuk mengikutinya. Sang naga berusaha membinasakan perempuan tersebut. Ini adalah gambaran peperangan rohani, yaitu peperangan antara kebenaran dan kejahatan.

Kita harus ready for war, karena kita telah diberi keselamatan, kekuatan, kerajaan dan otoritas. Umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak. Kita harus siap atas tuduhan, dakwaan dari Iblis. Jangan mau didakwa, karena kita adalah saksi Tuhan yang bisa berkata, “Iblis adalah pencuri, pembunuh dan pembinasa”. Kitalah yang harusnya menuduh Iblis, bukan Iblis yang menuduh kita.

  1. Mempersiapkan diri untuk bersinar (Prepare to Shine).

“Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Matius 13:43)

Orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari di dalam Kerajaan Bapa mereka. Jadi bukan hanya seperti lilin kecil. Untuk bersinar kita harus bersatu. Harmonious, Victorius, Glorius. Jika kita mencari Tuhan, tidak perlu mencari promosi, justru promosilah yang akan mengejar kita.

Orang dunia akan membenci umat Tuhan yaitu orang-orang Yahudi dan kita sebagai orang Kristen. Yesus adalah orang Yahudi yang lahir di kota Yahudi Betlehem dan akan datang kembali sebagai Singa Yehuda. Jadi sangatlah aneh jika ada orang Kristen yang membenci orang Yahudi. Barangsiapa mengasihi orang-orang Yahudi akan diberkati oleh Tuhan.

Untuk bersinar, kita  harus masuk dalam tanah dan mati. Siap dianiaya agar berbuah banyak.

Ia menjawab, kata-Nya: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Matius 13:37-42)

Kita harus mempersiapkan diri, karena ada lima bahaya yang kita hadapi:

  1. Penyesatan
  2. Penganiayaan
  3. Pemurtadan
  4. Pengkhianatan
  5. Pesta pora

Dari lima hal di atas, yang paling berbahaya adalah pesta pora, karena tidak tampak sebagai sesuatu yang berbahaya. Kemiskinan, penderitaan, dan penganiayaan mendekatkan orang kepada Tuhan, tetapi kelimpahan menjauhkan orang dari Tuhan.

Di Wahyu pasal 6 disebutkan 4 ekor kuda dan penunggangnya. Ini menggambarkan hal-hal yang akan terjadi di akhir zaman.

  • Yang ke-1 mengenakan mahkota kemenangan, artinya dimulai dengan situasi yang baik dan tentram.
  • Yang ke-2 membawa pedang, artinya akan muncul peperangan, akan ada banyak orang mati terbunuh karena perang.
  • Yang ke-3 memegang timbangan, artinya akan muncul masalah ekonomi, harga-harga akan naik.
  • Yang ke-4 berwarna hijau, perhatikan semua musuh Israel memiliki warna bendera hijau dan hitam.

Kita harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi hal-hal di atas, dimulai dari diri sendiri, yaitu mengejar kekudusan dan hidup yang berkenan di hadapan Tuhan.

Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. (Yesaya 35:8)

Gambaran ‘mempersiapkan jalan’ adalah seperti yang terjadi ketika  pemerintah memperbaiki jalur jalan Denpasar ke Singaraja. Banyak bagian yang berkelok-kelok diluruskan, bukit yang terjal dipotong, lembah dan jurang ditimbun.  Kita sedang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, maka segala bukit keangkuhan, gunung kesombongan diratakan, lembah ditimbun, sikap yang kasar dihaluskan.

Jalan Tuhan di Yesaya 35 disebut Jalan kudus (The Highway of Holiness), sebab hanya orang benar yang akan memerintah bersama Tuhan.

Di kitab Wahyu 12 ayat 9 ditulis tentang ‘si ular tua’ 9. Kata ‘tua’ di sini bukan berarti lemah dan renta, tetapi berpengalaman (experienced), sehingga ia mampu menyesatkan banyak bangsa. Dalam Mazmur pasal 2, dinubuatkan bahwa raja-raja dan para penguasa bersepakat melawan Yahwe dan yang diurapi-Nya. Tahun ini adalah tahun Ibrani 5785, dimana angka 8 Pey berarti mulut. Kita akan bisa mengalahkan iblis dan situasi dengan mulut atau perkataan kita.

Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (Wahyu 12:11)

Agar kemuliaan Tuhan dilihat orang di dalam hidup kita, persiapkanlah diri kita sebagaimana yang diuraikan di atas. Namun  yang pertama-tama, siaplah untuk mati bagi diri sendiri dan bagi kedagingan kita, lalu ditanam di tanah agar bisa tumbuh, berbuah banyak dan bersinar. Be ready for war and ready for harvest. Amin. (VW)