271 TRILIUN DAN PERTUMBUHAN IMAN

271 TRILIUN DAN PERTUMBUHAN IMAN 

Bacaan Setahun: 
Yer. 52 ,Mzm. 74, Rat. 1 

“dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,” (Filipi 1:29)

Suatu waktu saya bertanya kepada beberapa rekan di dalam komunitas kami yang kami sebut sebagai ‘komsel’. Ini pertanyaan saya: “Jika ternyata Tuhan memberikan kesempatan kehidupan kedua kelak Anda ingin lahir di mana dan dari keluarga yang bagaimana?” Ada seorang suami menjawab: “Tentu saja saya mau lahir seperti sekarang ini, persis perjalanannya seperti sekarang ini supaya saya bisa ketemu istri yang ada di samping saya ini.” Seorang anak muda berucap: “Kalau saya maunya lahir di keluarga Christiano Ronaldo atau Messi saja deh pak, biar tiap hari bisa main bola tanpa mikirin harus bekerja di mana.” –Karena dia berpikir punya bapak yang super kaya dan seorang atlet sepak bola.

Lalu ada satu jawaban dari salah satu anggota komsel kami yang cukup membuat suasana menjadi ‘heboh’, dia berseloroh: “Tidak penting mau dilahirkan di mana, dengan keluarga siapa, bagi saya pokoknya lahir dari keluarga yang punya duit minimal 271 Triliun supaya saat saya lahir diberi hadiah ‘Jet pribadi’, saat muda bisa tiap hari ajak teman-teman untuk hidup foya-foya, dan saat saya tua nantinya sering undang orang-orang miskin untuk pesta pora, kelak kalau mati saya bisa masuk sorga!” WOW…! Sebuah jawaban diluar nurul (baca: nalar). Tentu saja itu jawaban candaan dari anggota komsel kami yang memang dikenal dengan tipikal ‘suka lawak’.

Pada bacaan ayat renungan hari hari ini kita diingatkan oleh tulisan rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. Bahwa kehidupan kita ini harus mempunyai nilai (value) bagi orang lain. Value tersebut bukan soal berdampak secara ekonomi –sekalipun ini juga penting, Paulus menekankan supaya kita mempunya dampak untuk pertumbuhan iman bagi orang lain. “Aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman. Paulus mendedikasikan hidupnya untuk pertumbuhan iman, pengenalan akan Kristus Yesus Tuhan yang dia yakini dan teladani untuk orang lain. Sebab baginya, hanya melalui-Nya saja kehidupan kekal kelak akan dia peroleh.

Bagaimana dengan perjalanan iman kita hari-hari ini? Apakah hidup kita saat ini sudah kita ‘setting’ untuk juga berdampak bagi pertumbuhan iman orang-orang sekitar kita? Yang paling dekat tentu saja dimulai dari keluarga kita, setelahnya kita bisa berdampak bagi komunitas-komunitas kita lainnya seperti di sekolah, kantor, dan komsel gereja kita. Tidak seberapa penting anda dan saya lahir dari keluarga siapa, dalam keadaan ekonomi seperti apa, yang Tuhan rindukan adalah sudahkah kita berbuah, menjadi dampak baik bagi pertumbuhan iman orang-orang di sekitar kita? Jadi, hidupi iman Anda dan bantu saudara-saudara Anda untuk juga bertumbuh dalam iman. Anda setuju? (HB)

Questions:
1. Apakah iman Anda sudah bertumbuh? Bagaimana Anda menilainya?
2. Sudahkah Anda berdampak dalam pertumbuhan iman seseorang yang Anda kenal? Saksikan!

Values:
Setiap warga Kerajaan seharusnya memiliki iman yang bertumbuh untuk dirinya dan juga bisa berdampak bagi sekitarnya.

Kingdom’s Quotes:
Pertumbuhan iman Anda akan berdampak bagi pertumbuhan iman orang-orang di dekat Anda juga.