A PEN IN GOD’S HAND | Pdm. Stefanus Suheru

Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. (Kisah 6:8)

Kita adalah orang-orang biasa yang memiliki Kritus yang luar biasa sehingga kita menjadi luar biasa. Kita akan belajar dari kehidupan Stefanus, salah seorang martir yang mati karena mempertahankan imannya kepada Tuhan. Kisah kehidupan Stefanus hanya di tulis dalam 2 di dalam kitab Kisah Para Rasul, namun dalam 2 pasal ini kita dapat belajar banyak hal dari kisah kehidupannya. Keadaan dan situasi dapat berubah, tetapi kita bisa hidup lebih dari pemenang.

Sebuah ungkapan mengatakan bahwa: “Pena lebih tajam daripada pedang”, artinya sebuah pemikiran yang dituliskan akan lebih berpengaruh bagi banyak orang daripada pemakaian kekuatan fisik dengan kekerasan.

Jika kita belajar dari sejarah, ada beberapa contoh dari tokoh-tokoh sejarah dunia yang juga mengungkapkan bahwa kekuatan pena lebih berpengaruh dari pada pedang adalah:

Napoleon Bonaparte

Kaisar besar Perancis ini pada puncak karier militernya berkata bahwa “Ada dua kekuatan di dunia ini: PEDANG & PENA! Yang terakhir senantiasa mengalahkan yang terdahulu”.artinya Pena lebih berkuasa dari pada pedang. Sebuah pedang jika digunakan hanya bisa menusuk satu orang, tetapi sebuah tulisan bisa mengubah sejarah umat manusia.

Benjamin Franklin

Ia adalah seorang tokoh Amerika Serikat yang telah menghasilkan banyak karya, Ia juga seseorang yang memiliki banyak pekerjaan dan keahlian didalam hidupnya. Benjamin Frangklin juga merupakan tokoh revolusi Amerika, ia adalah salah seorang yang ikut menandatangani deklarasi kemerdekaan Amerika sehingga disebut sebagai Bapak Pendiri Amerika. Ia berkata: “Berikan aku 26 serdadu!” Siapa? A sampai Z” artinya dengan alphabet A sampai Z ia dapat menuliskan sesuatu yang mampu mengubahkan dunia.

Mao Tse Tung

Melalui tulisan buku merah Mao Tse Tung telah membuat 1 milyar penduduk RRC menjadi komunis.

Dingan  siapa pena digunakan maka akan mengubah dunia. Demikian juga di dalam kehidupan kita orang percaya, di tangan Allah, Stefanus telah menorehkan sejarah Kerajaan Allah. Meskipun hidup dan pelayanannya singkat, namun hidupnya memiliki dampak yang begitu kuat pada gereja mula-mula. Pada saat Stefanus di rajam dengan batu ada seorang tokoh penganiaya orang percaya yaitu Saulus yang kemudian menjadi Paulus dan  melalui kehidupan Rasul Paulus Injil yang sebagian besar tetap berada di Yerusalem, menembus ke Samaria. Melalui dia, Injil masuk lebih jauh ke Asia Kecil dan bahkan Eropa. Nilai kehidupan kita tidak ditentukan oleh durasi kita di dunia, tetapi sumbangsih apa yang sudah kita berikan bagi dunia. Kehidupan Stefanus yang singkat telah memberikan kepada kita teladan hidup yang menjadi berkat bagi banyak orang. Apa yang membuat nilai kehidupan Stefanus menjadi Pena di tangan Tuhan:

A Man Who Is A Servant (Identitas Stefanus Sebagai Pelayan Tuhan) – (Kisah Para Rasul 6:3-6)

Ketika kita berpikir tentang seorang yang penuh dengan Roh, gambaran yang muncul di benak kita adalah seorang pengkhotbah yang bergerak dengan penuh kuasa dalam tanda-tanda, mujizat-mujizat yang spektakuler. Alkitab mengatakan bahwa Stefanus adalah seorang yang penuh iman dan penuh Roh. Namun gambaran pertama yang kita lihat tentang Stefanus bukanlah orang yang melakukan perbuatan-perbuatan luar biasa bagi Allah. Sebaliknya dia diminta oleh para Rasul untuk melayani meja sebagai diaken.

Istilah diaken berasal dari kata Yunani diakonos, yang biasanya diterjemahkan pelayan. Stefanus menerimanya sebagai panggilan dari Tuhan dan dengan kerendahan hati mulai melayani meja (diaken). Kerendahan hati sangat penting bagi kehidupan yang diurapi. Stefanus adalah pena yang dapat dipakai Allah untuk menulis sejarah Kerajaan Allah karena dia adalah seorang yang berkarakter, seorang yang berusaha menjadi seperti Kristus yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Kerendahan hati dan semangat kehambaan seperti itu harus dipertahankan jika kita ingin menjadi pena di tangan Allah.

A Man Who Is Full Of The Spirit (Seorang Yang Penuh dengan Roh Kudus) – ( (Kisah Para Rasul 6:5, 7:55)

Stefanus adalah pena di tangan Allah karena dia adalah seorang yang penuh dengan Roh. Hidup yang dipenuhi dengan Roh Kudus merupakan hak istimewa setiap orang percaya. Menerima Roh Kudus bukan dengan perasaan melainkan dengan iman.Seseorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus akan Menaati Allah sepenuhnya dan tunduk pada tuntunan Tuhan.

Melalui kehidupan Stefanus, ada beberapa ciri yang menceriminkan seseorang dipenuhi Roh Kudus yaitu:

Memiliki Iman Yang Kokoh

Ketika kita berjalan dalam Roh, secara alami kita akan menjadi orang yang beriman karena Roh Kudus akan mengembangkan iman di dalam hati Anda saat Anda berjalan bersama-Nya. Iman Stefanus terlihat ketika dia beraksi di pasal tujuh. Dia adalah seorang diaken di gereja, tetapi di luar gereja imannya menyebabkan dia memberitakan Injil dan melakukan tanda-tanda dan mujizat-mujizat melalui nama Kristus.

Memiliki Pengertian akan Firman

Stefanus adalah seorang yang mengetahui kitab suci dan mempercayai sungguh-sunggih dalam hidupnya sehingga dia dengan berani memproklamirkan kitab suci. Melalaui pemberitaan Stefanus, dia menghadirkan Kristus di dalam Kitab Suci serta menerapkan kepada para pendengar dan  kehidupannya sendiri.

Memiliki Fokus Kepada Kristus

Stefanus adalah seorang yang taat beribadah dan memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan. Pandangan Stefanus hanya tertuju pada Anak Domba Allah.

Penuh dengan Pengampunan

Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.  (Kisah Para Rasul 7:60)

Seseorang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus dimampukan untuk mengampuni orang-orang yang telah menganiaya, menyakiti dan membenci kita. Ketika dirajam dengan batu yang keluar dari mulut Stefanus bukan caci maki melainkan doa bagi orang-orang yang menganiaya dirinya.

A Man Who Dares To Sacrifice (Orang yang berani untuk Berkorban) – (Kisah ParaRasul 7:58-60)

Kematian bukanlah hal yang menakutkan bagi Stefanus. Pada akhirnya Stefanus diseret ke luar kota dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Orang banyak melempari Stefanus dengan batu sampai ia meninggal.

Di tangan Allah, kita akan menjadi pena yang menuliskan  Sejarah Kerajaan Allah melalui kehidupan kita yang berdampak bagi generasi. Menjadi legasi yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya  Amin. (RCH).