AIR SUSU DI BALAS AIR TUBA

AIR SUSU DI BALAS AIR TUBA 

Bacaan Setahun: 
1 Taw. 8 ,Luk. 10 

“Cara yang demikianlah diperbuat Absalom kepada semua orang Israel yang mau masuk menghadap untuk diadili perkaranya oleh raja, dan demikianlah Absalom mencuri hati orang Israel” (2 Samuel 15:6)

Air susu dibalas air tuba, mungkin demikian peribahasa yang pantas untuk merefleksikan bagaimana perilaku Absalom kepada Daud, ayahnya. Kisah anak yang durhaka kepada orang tuanya sudah ada jauh pada zaman pemerintahan raja Daud. Seorang anak yang berani mengkudeta kerajaan ayahnya, seorang anak yang berani mengancam nyawa ayahnya, seorang anak yang berbuat sangat amoral terhadap gundik-gundik ayahnya, bukan di tempat tersembunyi, melainkan di atas sotoh istana ayahnya, di depan seluruh mata bangsa Israel. Tragis, dan sangat di luar nalar kita!

Kisah ini memberi pelajaran bagi kita, betapa pentingnya peran ayah dan berfungsi sesuai kebenaran Firman Tuhan di dalam keluarga. Daud bisa saja memiliki keintiman dengan Tuhan, namun dalam hal mendidik anak dia lemah. Daud begitu lunak kepada anak-anaknya, sehingga mereka tumbuh masing-masing memiliki kepentingan yang ‘memaksa’ Daud untuk memenuhinya. Akibatnya, tragedi demi tragedi terjadi di dalam istana Daud yang disebabkan oleh putra-putranya. Yang terparah adalah apa yang diperbuat oleh Absalom.

Sebagai Ayah perlunya ada pemberesan terhadap dosa masa lalu. Mengapa? karena pemimpin terikat pada perjanjian. Ayah berperan sebagai imam di dalam keluarga, yang membawa seisi rumahnya datang menyembah kepada Tuhan, dan sebagai imam yang menjadi perantara antara Tuhan dan keluarganya. Nah, kalau ada hal/dosa yang belum dibereskan bagaimana mau membawa seisi rumah datang kepada Tuhan? Bagaimana bisa dirinya menjadi perantara antara keluarganya dengan Tuhan? Jelas Tuhan akan menuntut pertanggungan jawab akan dirinya sebagai imam terlebih dahulu. Dosa masa lalu akan terus mengintai selama belum ada pemberesan. Apa yang Daud perbuat terhadap Batsyeba istri Uria, berakibat ‘hukum tabur tuai’ di masa mendatang lewat putranya. Dosa amoralitas itu seperti mata rantai, saling terkait satu dengan yang lainnya. Itulah sebabnya jangan dibiarkan, harus dibereskan dan diputuskan.

Tentunya, sebagai orang tua kita tidak menghendaki anak-anak di masa tua kita ibarat peribahasa “air susu dibalas air tuba”, bukan? Mari, selagi masih ada kesempatan mulailah berperan sebagai orang tua yang bijaksana dan takut akan Tuhan. Keteladanan hidup Anda sebagai orang tualah yang membawa anak-anak Anda menjauhi kejahatan, mencintai dan menghormati Anda sebagai orang tuanya. Ketika kita dipercayakan melayani keluarga maka kita harus melakukannya dengan setia dan bertanggung jawab, maka pada akhirnya kita akan menerima buah yang manis melalui kehidupan anak-anak kita. (LA)

Questions:
1. Sebagai Ayah mengapa perlu ada pemberesan terhadap dosa masa lalu?
2. Bagaimana seharusnya peran orang tua yang bijaksana dan takut akan Tuhan kepada anakanaknya?
Values:
Keluarga Kerajaan Allah yang berperan dan berfungsi sesuai Kebenaran Firman Tuhan, akan membawa keluarganya hidup takut akan Tuhan dan mencintai didikan

Kingdom’s Quotes:
Lebih baik memaksa diri mencambuk anak bila mereka melakukan kesalahan namun ujungnya berbuah manis, daripada memberi seribu pelukan namun ujungnya berbuah simalakama.