Bacaan Setahun:
Mzm. 103
Ayb. 32
“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” 2Timotius 4:3
Merebaknya pandemi Covid-19 bukan saja membuat banyak orang menjadi lebih sadar kesehatan, tetapi juga melahirkan berbagai pendapat mengenai penyebab timbulnya Covid-19. Sekalipun WHO dan berbagai institusi pemerintahan telah merilis asal muasal timbulnya virus Corona 2 (SARS-CoV-2) di kota Wuhan, Cina di akhir tahun 2019, namun banyak orang, baik ahli maupun yang mengaku-ngaku sebagai ahli yang memberikan pendapat dan teori mereka sendiri tentang asal muasal virus Corona 2. Ada yang berpendapat bahwa virus Corona adalah hasil dari konspirasi perang intelijen antara Cina dan Amerika Serikat. Ada pula yang menuduh Bill Gates sebagai orang yang berada di belakang penyebaran virus. Ada juga yang berpendapat bahwa virus Corona sengaja diciptakan sebagai bagian dari konspirasi WHO untuk mewujudkan tatanan dunia baru (new world order).
Kecanggihan teknologi jaman sekarang membuat berbagai pendapat-pendapat tersebut dapat diakses secara mudah dan cepat oleh setiap orang. Alhasil, kegaduhan pendapat dan ajaran tidak dapat dielakkan lagi. Ada beberapa daerah di Indonesia yang menyatakan menolak upaya tracing (pelacakan) Covid-19 dengan cara rapid test. Di medsos juga berseliweran berbagai tokoh yang bukan saja mengajarkan untuk menolak protokol kesehatan Covid-19, tapi juga mengajarkan bahwa Covid-19 itu adalah hanya kebohongan belaka. Di Bali sendiri sudah terjadi gerakan penolakan rapid test bagi pelaku perjalanan. Yang lebih ekstrem lagi adalah mereka yang mempercayai penyebaran Covid-19 sebagai awal kiamat. Mereka menumpuk bahan makanan dan tinggal di bunker perlindungan untuk hidup memisahkan diri dari masyarakat umum karena takut terpapar virus.
Ada banyak informasi dan pengajaran yang hilir mudik di sekitar kita saat ini, namun semuanya belum tentu berguna dan belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh sebab itu kita perlu waspada, sebab sebagaimana yang disampaikan rasul Paulus kepada Timotius, bahwa akan tiba saatnya di mana orang tidak lagi menerima (anechomai: berpegangan kepada) ajaran yang sehat, yakni ajaran mengenai kebenaran, melainkan mengumpulkan ahli-ahli atau guru-guru yang mengajarkan sesuai dengan apa yang orang ingin dengarkan. Bahkan di 2Timotius 4:4, mereka akan menutup telinga terhadap kebenaran, dan hanya mempercayai cerita-cerita dongeng (muthos: mitos/cerita fiksi).
Sebagai warga Kerajaan Allah, kita justru harus berpegangan kepada kebenaran dalam firman Sang Raja, sebab kebenaran-Nya itulah yang akan memerdekakan kita dari dosa dan maut (Yohanes 8:32-36). Janganlah terkecoh oleh berbagai ajaran dan pendapat jaman sekarang yang menyesatkan, yang akan mengalihkan pandangan kita dari janji Sang Raja, bahkan membuat kita justru menjadi pesimis, takut dan tidak memiliki pengharapan hidup. Apapun yang terjadi, berpeganglah selalu kepada ajaran kebenaran firman Sang Raja! (YMH)
Questions :
1. Saat Covid-19 merebak, apa yang Anda rasakan dalam kehidupan Anda?
2. Apakah kebenaran dan janji Tuhan yang Anda peroleh dalam masa pandemi ini?
Values :
Warga Kerajaan Allah yang sejati hanya mendengarkan kepada kebenaran Sang Raja.
“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yohanes 8:32