AKTUALISASI DIRI

AKTUALISASI DIRI 

Bacaan Setahun: 
1 Raj. 1 , 1 Kor. 4 

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23)

Aktualisasi diri adalah puncak pencapaian manusia yang sudah berhasil sepenuhnya mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Menurut Abraham Maslow, seorang psikolog humanis dari AS, aktualisasi diri merupakan tahap terakhir dari hierarki kebutuhan manusia yang dimulai dari kebutuhan dasar yakni kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan tubuh berupa makan, minum, udara dan kebutuhan fisik lainnya. Jika hal ini sudah dipenuhi maka selanjutnya muncul kebutuhan akan rasa aman, perlindungan baik fisik maupun psikis. Kebutuhan selanjutnya adalah kebutuhan sosial, merasa diterima, dicintai dan mencintai. Selanjutnya muncul kebutuhan tahap ke empat berupa penghargaan, pujian dan merasa berharga dan bernilai di tengah masyarakat. Setelah itulah baru muncul kebutuhan terakhir yaitu aktualisasi diri.

Jadi aktualisasi diri terjadi saat seseorang sudah sampai pada tahap tertinggi dan sudah merasa puas dan tidak lagi membutuhkan apapun dalam hidupnya. Semua kebutuhan lahiriah dan batiniah sudah tercukupkan dan itulah tujuan dan cita-cita setiap orang. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah hal ini mungkin tercapai, adakah orang yang pernah sampai pada tahap ini? Masalahnya yang namanya kepuasan itu sangat relatif tidak ada batasnya. Manusia selalu merasa kurang dan mudah bosan dengan apa yang telah dicapainya. Bahkan alkitab mencatat ada seseorang yang pernah mencapai posisi di mana sebelum dan sesudah dia tidak ada lagi yang lebih besar yaitu raja Salomo. Dalam Pengkhotbah 2:10 “Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.” Luar biasa! Tetapi kemudian dia berkata dalam ay 11 : “Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.” Di puncak karya dan kemasyurannya, akhirnya semuanya tidak berarti. Mengapa demikian?

Dalam ayat bacaan hari ini, menjelaskan bahwa sebagai makhluk ciptaan termulia yang memiliki kodrat ilahi, manusia sebenarnya mengejar apa yang telah hilang yaitu kemuliaan Allah. Namun dosa telah menyebabkan manusia tidak mampu mengembalikannya. Tetapi puji Tuhan, karena kasih-Nya ada pengampunan dosa sehingga apa yang hilang dikembalikan menjadikan kita anak-anak-Nya. 1 Yohanes 3:1 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.

Halleluyah, kalau kita mengerti hal ini, selesailah pencarian aktualisasi diri itu. Kita tidak perlu memiliki semua yang ada dalam dunia untuk menggapainya karena kita sudah menemukannya dalam Kristus. Percayalah! (LS)

Questions:
1. Apakah anda sudah merasa berharga dalam hidup anda?
2. Coba renungkan, apa yang membuat anda merasa berharga?
Values:
Karena kasih karunia-Nya kita diampuni-Nya dan dijadikan anak-anak-Nya.

Kingdom’s Quotes:
Aktualisasi diri tidak dapat ditemukan sendiri, itu hanya diberikan Bapa bagi anak-anak-Nya.