Aku Mau Melayani Tuhan Selamanya | Pdt. Efendy Tahir

Mari kita belajar dari Filipus, yang awalnya adalah jemaat biasa. Namun pada saat ada tantangan, maka ada kesempatan melayani Tuhan bagi mereka yang memenuhi kualifikasi yang disyaratkan, yaitu terkenal baik, penuh Roh Kudus dan hikmat. ( Kisah Para Rasul 6:1-7)

Apakah pelayanan para hamba Tuhan tersebut hanya sampai di situ saja?

Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. (Kisah Para Saul 6:8)

Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. (Kisah Para Rasul 7:59-60)

Stefanus adalah martir Kristen yang pertama, ada teladan yang luar biasa atas penyerahan dirinya di hadapan Tuhan. Demikian juga kita harus bersikap optimis menghadapi hidup ini, namun di sisi lain kita juga harus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu dipanggil Tuhan.

Bagaimana dengan Diaken lainnya?

Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. … Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.
(
Kisah Para Rasul 8:1 & 4)

Para jemaat dan diaken tersebar karena terjadi penganiayaan. Apakah ini kemajuan atau kemunduran. Apakah ini pekerjaan Tuhan atau bencana? Tuhan tidak pernah kehilangan kendali atas segala sesuatu, Dia tahu segala hal dan semua terjadi atas seizin-Nya.

Bagaimana dengan Filipus?

Filipus adalah jemaat biasa yang dipilih karena punya kualifikasi dan ia mau dipakai oleh Tuhan. Kemudian terjadi penganiayaan. Filipus bukan hanya memberitakan Injil, tapi juga melayani dengan karunia-karunia yang lain. Kehadirannya sebagai hamba Tuhan mendatangkan sukacita dan menjadi berkat. (Kisah Para Rasul 8:5-8)  

SELESAIKAH TUGAS FILIPUS?

Banyak orang berkata, saya sampai di sini sudah cukup. Tapi sebagai hamba Tuhan kita seharusnya tidak pernah berhenti dan harus siap setiap saat.  Marilah kita belajar dari Filipus, bagaimana ia melayani TUHAN selamanya dari kisahnya dalam Kisah Para Rasul 8:26-40

Mau Meresponi Panggilan-Nya (Kisah Para Rasul 8: 26-29).

Saat di Samaria kondisi Filipus sudah nyaman, ia sudah melayani dengan sukacita, tapi sebagai hamba Tuhan ia harus mengikuti apa maunya Tuhan. Ketika malaikat Tuhan berbicara kepadanya, Filipus tidak banyak bicara. Ia langsung berangkat. Melayani Tuhan harus dengan perhitungan dan perencanaan, tapi tidak boleh hitung-hitungan. Sekalipun instruksi yang diterima belum lengkap, Filipus tetap melangkah.

Mempersiapkan Diri dengan Benar (Kisah Para Rasul 8: 30-38).

Sida-sida ini adalah seorang pejabat tinggi yang memiliki banyak pengawal, kenapa ia bisa mengajak Filipus naik di sampingnya? Kenapa ia mau meresponi perkataan Filipus? Kok kebetulan sida-sida itu sedang membaca kita Yesaya, kok kebetulan sida-sida itu tidak mengerti? Saat kita mau meresponi panggilan Tuhan, Tuhan memberikan kita kesempatan, tidak ada yang kebetulan. Jika kita mau melayani Tuhan maka akan dibukakan banyak kesempatan, asalkan tidak pilih-pilih.

Memperhatikan -> mendapat kesempatan. (Kisah Para Rasul 8: 32-35)

Saat masih menjadi jemaat biasa, Filipus mau belajar Firman Tuhan, jadi ketika ada pertanyaan dari sida-sida itu tentang isi kitab nabi Yesaya, maka ia bisa menjelaskan dengan baik. Semangat dalam melayani itu baik, tapi harus diimbangi dengan pengetahuan Firman yang benar.

Menurut Rick Warren, kita bisa melayani Tuhan melalui apa yang kita miliki, disingkat dengan SHAPE, yaitu Spiritul Gift, Heart, Ability, Personality, Experience. Ability adalah kemampuan. Untuk itu kita harus terus belajar meningkatkan kemampuan kita. Dan ada banyak sarana untuk belajar di internet.

Di Kisah Para Rasul 8: 36-38 ternyata sida-sida itu membutuhkan pelayanan lebih lanjut. Sida-sida itu minta dibaptis. Ini berarti Injil yang disampaikan Filipus bisa diterima. Kita jangan pernah berhenti belajar. Karena kesempatan-kesempatan melayani bisa datang kapan saja, baik pelayanan baptisan, pelayanan mendoakan orang, pelayanan penghiburan dan banyak lagi. Hidup kita untuk Kristus, karena Kristus sudah mati untuk kita.

Melayani TUHAN tanpa Henti (Kisah Para Rasul 8:39-40).

Kalau Tuhan hari ini memberi kita kesempatan, responi dengan benar, dan persiapkan diri dengan benar. Tuhan mempersiapkan berkat yang besar bukan hanya melalui pelayanan kita, tetapi juga melalui pelayanan anak cucu kita. Melayani Tuhan dimulai dari keluarga kita.

Mempersiapkan penerus untuk melayani TUHAN.

Pada keesokan harinya kami (*Paulus dkk) berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat. (Kisah Para Rasul 21:8-9)

Mari kita meneladani Filipus dan melayani Tuhan selamanya. Amin. (VW)