ALL I NEED IS JESUS | Pdm. David Limanto

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (2 TIMOTIUS 4:2)

Ditegah-tengah keadaan dunia yang sedang dilanda oleh ketakutan, kecemasan dan kekuatiran mari kita pertahankan hubungan penyembahan kita kepada Tuhan, karena setiap kali Tuhan menurunkan tulah lalu pujian dan penyembahan dinaikkan maka hal itu akan menenangkan hati-Nya. Apa yang kita butuhkan di dunia ini hanyalah Yesus. Inilah saat yang tepat untuk kita memberitakan kebenaran Firman Tuhan dalam  kehidupan sehari-hari baik atau tidak baik waktunya setiap saat.

Akan sangat mudah bagi kita yang sedang mengalami hal-hal yang baik untuk bersaksi menceritakan  kebaikan Tuhan. Namun, ditengah-tengah situasi di mana banyak orang mengalami hilang pengharapan, iman yang lemah dan dilanda ketakutan adalah saat yang tepat bagi kita menceritakan kebaikan Tuhan. Dibutuhkan orang-orang yang siap sedia kapanpun dan dimanapun dalam keadaan baik atau tidak baik.

Kita akan belajar dari kisah dimana Yesus memberi makan lima ribu orang dari lima roti dan dua ekor ikan yang dipecah-pecahkan-Nya (Yohanes 6:1-15).

(2) Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit…. (5) Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” (6) Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. .. (10)  Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.

Menurut pemikiran kita, memberi makan lima ribu orang dalam waktu yang singkat bukanlah sebuah perkara yang mudah. Demikian juga apa yang dipikirkan oleh murid-murid Tuhan Yesus. Filipus menjawab Tuhan Yesus: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.”. Satu dinar adalah upah satu hari bekerja. Jika diasumsikan bahwa satu dinar adalah seratus ribu rupiah, maka uang yang ada pada murid-murid Yesus ada sekitar dua puluh juta rupiah. Kemudian Andreas juga berkata kepada Yesus: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

Diperhadapkan dengan sebuah masalah yaitu memberi makan lima ribu orang laki-laki saja dan diperkirakan jumlah keseluruhan orang yang berkumpul saat itu ada lima belas sampai dua puluh ribu orang. Ada dua solusi yang ditawarkan yaitu dua ratus dinar dan lima roti dua ikan, kebanyakan dari kita akan memilih jumlah yang terbanyak yaitu dua ratus dinar, tetapi apakah hal ini benar-benar dapat menyelesaiakan masalah? Apalagi lima roti dan dua ikan pun pasti tidak akan sanggup menyelesaikan permasalahan ini. Yesus tidak melihat dua ratus dinar atau hanya lima roti dan dua ikan saja yang ada pada kita. Yesus tahu apa yang hendak dilakukan-Nya, oleh sebab itu Ia tidak pernah mengandalkan apa yang kita miliki, tetapi Dia akan melipatgandakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepada kita untuk dipertanggungjawabkan. Dua ratus dinar, lima roti dan dua ikan tidak akan ada artinya jika tidak kita bawa kepada Yesus.

Kemudian Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Di akhir kisah ini merekapun mengumpulkan potongan-potonyan yang tersisa, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

Menurut Abraham Maslow seorang psikolog terkenal yang membuat daftar hirarki kebutuhan manusia. Ia menuliskan bahwa kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan fisik yaitu makan minum, pakaian, kemudian rasa aman, rasa diterima oleh orang lain, setelah itu manusia juga membutuhkan sebuah penghargaan, dipuji dan dihargai. Dan hirarki kebutuhan manusia tertinggi adalah manusia butuh menunjukkan aktualisasi diri. Jika semua kebutuhan ini terpenuhi, maka manusia akan merasa bahagia dan damai. Tetapi hari-hari ini kelima hirarki kebutuhan manusia ini mengalami goncangan. Kita mulai takut dan kuatir karena kita mengandalkan apa yang ada pada kita.

Tuhan Yesus membalikkan semuanya itu. Kita harus sadar bahwa sumber berkat kita hanya dari Tuhan. Kita bisa hidup dan bernafas karena Tuhan masih memberikan roh-Nya kepada kita dan Tuhan masih menjaga hidup kita. Setiap pelipatgandaan yang Tuhan lakukan akan melibatkan hidup kita, oleh sebab itu mintalah kreatifitas daripada Tuhan karena Dia pencipta dan sumber hikmat yang akan memberikan jalan keluar terhadap setia permasalahan kita.

Salah satu kunci pelipatgandaan adalah menabur. Tidak mungkin ada pelipatgandan jika anak kecil itu tidak memberikan roti dan ikan yang menjadi bekalnya. Tuhan sudah memberikan kepada kita benih untuk ditabur dan roti untuk dimakan (2 Korintus 9:10). Kunci berikutnya adalah dengan menghadirkan hadirat Tuhan dalam hidup kita. Obed Edom dan seisi rumahnya diberkati Tuhan karena ada tabut perjanjian yang tersimpan dirumahnya dan dia perlakukannya dengan benar (2 Samuel 6:10-12). Kita juga harus menjaga gaya hidup kita karena keadaan tidak bertambah mudah. Kita harus mempersiapkan diri kita, keluarga dan pekerjaan sehingga situasi sesulit apapun kita siap menghadapinya bersama Tuhan.

Ketika Tuhan menimpakan kesepuluh tulah di Mesir, Bangsa Israel tetap dipelihara Tuhan karena mereka tetap tinggal tenang di Goshen. Goshen artinya dibawa mendekat. Arahkan hidup kita semakin mendekat kepada Tuhan akan membuat kita aman. Kedekatan kita dengan Tuhan akan membawa kita kepada keserupaan dengan Dia. Jika hari-hari ini kita mengalami kekacauan pererat hubungan kita dengan Tuhan dan minta belas kasihan daripadanya maka Ia akan menjaga hidup kita. Amin. (RCH).