ALLAH MATI?
Bacaan Setahun:
Ul. 12-13
Flp. 3
“Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala” (Amos 9:11).
Hari ini adalah peringatan kematian Yesus. Ada yang protes? Tidak! Bagaimana kalau kalimat itu diubah: Hari ini adalah peringatan kematian Allah. Ada yang protes? Jutaan orang! Mana mungkin Allah mati?
Bagi dunia, konsep reinkarnasi Allah menjelma menjadi manusia adalah sebuah penghujatan, begitu juga bagi iblis! Karena itu iblis berusaha mati-matian untuk membunuh Anak Allah. Usaha pertama adalah saat iblis memprovokasi Herodes supaya membunuh bayi di bawah usia 2 tahun, dengan harapan salah satu bayi itu adalah Yesus (Mat. 2:16). Kemudian, melalui orang Yahudi sendiri iblis datang sebagai provokator dengan cara menghasut mereka supaya membunuh Yesus (Yoh. 8:37, 40). Namun gagal. Segala cara sepertinya tidak berhasil. Sampai akhirnya iblis menemukan “kelemahan” pada jajaran murid Yesus, yaitu Yudas. Kelemahannya akan harta dan ambisinya menjadikan ia sasaran yang empuk untuk dijadikan alat guna membunuh Anak Allah. Rencana iblis berhasil. Yudas terprovokasi dan terbujuk untuk menjual Gurunya. Dan Anak Allah akhirnya mati disalib karena desakan orang-orang Yahudi yang telah beringas.
Satu hal yang dilupakan iblis adalah, kematian Kristus justru merupakan penggenapan persyaratan korban untuk menebus manusia. Melalui kematian Kristus yang dilanjutkan dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya adalah penggenapan janji Allah bahwa Dia akan memulihkan umat-Nya. Sebab tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22).
Bagi orang Yahudi, perkataan Allah melalui Nabi Amos bahwa Ia akan mendirikan kembali pondok Daud, merupakan pengharapan akan datangnya pemulihan. Tidak selama-lamanya Allah murka terhadap umat-Nya. Benar, pemulihan yang diucapkan Allah bukanlah perkataan kosong. Allah sendiri mengosongkan Diri-Nya dan menjelma menjadi manusia (Fil. 2:5-11), supaya manusia memperoleh kembali kemuliaan yang sebelumnya mereka miliki sebelum jatuh di dalam dosa.
Dalam bahasa aslinya, kata ‘kubur’ yang dipakai dalam konteks ‘kubur Yesus’ berasal dari kata mnaomai yang berarti peringatan. Maksudnya, bila kita merayakan hari libur nasional ini, marilah kita mengingat kubur Yesus. Ingatlah bahwa inilah janji yang digenapi-Nya bahwa Ia memulihkan umat-Nya. Biarlah kita juga mengingat betapa besar kasih yang dicurahkan kepada manusia yang telah jatuh di dalam dosa.(DH)
Questions:
1. Mengapa Yesus harus mati dan bangkit? Apakah Allah dapat mati?
2. Berkat apa yang Anda terima di Jumat Agung ini?
Values:
Apa yang disangkanya adalah usaha yang sukses, justru merupakan kesalahan fatal saat iblis membunuh Anak Allah.
Kristus harus mati sebagai korban yang sempurna supaya Ia bangkit mengalahkan maut.