AMBIGU

AMBIGU 

Bacaan Setahun: 
Ul. 15-16 , Ams. 6 

“Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” (1 Samuel 18:7)

Ambigu artinya bermakna ganda, seorang yang ambigu adalah orang yang bersikap ganda. Misal di depan publik tidak ingin dianggap sebagai orang jahat tetapi dari sikapnya orang bisa membaca dia ada perencanaan kejahatan. Atau misalnya berbicara memberantas korupsi tetapi diam-diam ia sendiri juga korupsi. Misalnya juga seseorang sepertinya taat aturan, taat konstitusi padahal kalau diamati apa yang ia lakukan sama dengan melanggar konstitusi. Yang berbahaya adalah jika tindakan yang bersifat ambigu tidak lagi ia sadari sebagai kesalahan. Ambigu atau ambiguitas yang dilakukan berulang ulang menjadi berbahaya dan dapat mematikan hati nurani seseorang.

Mari kita tidak membayangkan orang lain saat Anda membaca tulisan saya ini, tetapi coba merefleksikan kepada diri kita sendiri. Apakah kita sendiri bukan seorang yang ambigu? Kepada anak kita, kita bilang mereka harus tidak boros, bagaimana dengan kita sendiri? Kepada bawahan kita di kantor, kita minta mereka disiplin, bagaimana sikap kita sebagai atasan? Atau Anda memuji seorang bawahan Anda yang rajin dan cerdas, namun di hati kecil Anda, Anda iri kepadanya. Anda menyukainya sekaligus membencinya, Anda bersikap ambigu.

Raja Saul adalah contoh raja yang bersikap ambigu, Saul adalah raja pertama bangsa Israel, ia terpilih karena perawakannya yang besar, tingginya satu kepala di atas tinggi rata-rata orang Israel. Daud si anak kecil yang mengalahkan Goliat, adalah kesayangan sekaligus kebenciannya. Kesayangannya karena Daud mengalahkan Goliat, kebenciannya karena rakyat lebih memuja Daud dibanding dirinya, karena Daud piawai dalam berperang. Lalu Saul bersiasat, ingin menjadikan Daud menantunya, tetapi dengan sebuah syarat yang berat: seratus kulit khitan orang Filistin, –dengan harapan supaya Daud mati dalam perang.

Kemudian berkatalah Saul: “Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja.” Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin.(1 Samuel 18:25)

Namun Daud berhasil mengalahkan tentara Filistin dan membawa seratus kulit khatan. Sepanjang hidupnya Saul menyayangi Daud karena menantunya yang menguntungkannya, tetapi juga membencinya karena iri dengan kemenangan yang diraih Daud, Saul bersikap ambigu. Bagaimana dengan hati Anda? Hanya Anda dan Tuhan yang tahu. (DD)

Questions:
1. Apakah sikap ambigu itu? Mengapa orang bisa bersikap ambigu?
2. Bagaimana seharusnya sikap yang baik itu?
Values:
Warga Kerajaan seharusnya menghindari ambigu, karena sikap ragu, tidak panas dan dingin menjadikan kita terperangkap di dalamnya

Kingdom’s Quotes:
Ambiguitas terjadi karena hati yang egois yang berharap mendapat keuntungan apapun keadaannya.