APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU?
Bacaan Setahun:
Mzm. 74, 2 Raj. 25, Mat. 24
“Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka?” Yesus berkata kepadanya lagi untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Yesus berkata kepadanya lagi untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” (Yohanes 21:15-17)
Bukan tanpa alasan bila Yesus bertanya hal yang sama kepada Petrus sampai tiga kali. Tentu itu merupakan pertanyaan yang penting, dan Yesus ingin mendengarkan jawaban yang pasti dan jelas dari mulut Petrus sendiri. Sama halnya bila kita bertanya mengenai sesuatu hal kepada pasangan kita berulang-ulang, tentu kita menghendaki jawaban yang pasti dan jelas darinya bukan? Kita mengharapkan ada sebuah penegasan atau konfirmasi ulang akan jawaban yang diberikan sebelumnya. Kemahatahuan Yesus jelas dapat mendeteksi dan menganalisa jawaban Petrus, sekalipun belum terucapkan olehnya. Namun, Yesus ingin mendengar pengakuan langsung dari mulut Petrus. Yesus menghendaki bahwa Petrus tidak hanya percaya dan mengikutiNya, namun benar-benar mengasihi, menaati, mengikuti jalan Tuhan, peduli kepada Tuhan, dan sepikiran dengan Tuhan. Bila pertanyaan yang sama ditujukan kepada kita, apakah kita juga akan menjawab yang sama seperti jawaban Petrus? Sewaktu Petrus mendengar pertanyaan Yesus diulang sampai tiga kali, dituliskan bahwa maka sedih hati Petrus. Dan ia berkata kepadaNya: Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.”(Yohanes 21:17b). Jawaban Petrus sebenarnya untuk meneguhkan hati Petrus, dan memotivasi Petrus memulai perjalanan spiritualnya di dalam mengasihi Tuhan sepenuhnya. Sebelumnya, seperti yang kita tahu, Petrus sempat gagal membuktikan kasihnya pada Yesus. Petrus takut dengan tentara Romawi, Petrus menyangkali Yesus sampai tiga kali pula, dan ia nyaris kembali kepada kehidupannya yang lama sebagai penjala ikan.
Pengalaman gagal itu terkadang bisa mengalihkan panggilan kita, membuat hati kita goyah dan tidak lagi teguh pada Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu kembali kepada pertanyaan Yesus, “Apakah Engkau mengasihi Aku?”, ketika kita mengalami ‘kemunduran’ secara spiritual seperti yang dialami Petrus. Bila benar kita mengasihi Tuhan, maka kita tidak akan menipu, mengeluh, mengkhianati, memberontak, memeras, apalagi mundur dari panggilanNya. Sebaliknya, kita akan dengan senang hati membaktikan diri, menjadi selaras dengan kehendak Tuhan. Petrus tahu apa yang harus ia lakukan untuk meresponi pertanyaan Yesus. Sejak hari itu, Petrus dipulihkan, dan ia kembali kepada panggilannya. Dia mencari dan memperhatikan kehendak Tuhan di dalam segala hal. Dia terus mengejar untuk mengasihi dan memuaskan Tuhan. Bagaimana dengan Anda? (LA)
Questions:
1. Mengapa Tuhan Yesus sampai mengulang pertanyaan yang sama kepada Petrus sampai tiga kali?
2. Apa bukti bila kita benar-benar mengasihi Tuhan?
Values:
Mengasihi Tuhan tidak saja diungkapkan dengan kata-kata, namun harus mampu direfleksikan dalam perbuatan nyata.
Kingdom Quotes:
Kasih tanpa perbuatan nyata sama dengan kepalsuan!