ARTI PELAYANAN
Bacaan Setahun:
Mzm. 116 ,Yunus 2-4 ,Flp. 3
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28)
Melalui ayat ini, Yesus memberikan definisi radikal tentang pelayanan sejati. Ia Mmembalikkan konsep duniawi tentang konsep kepemimpinan dan kemuliaan dunia dan Ia menantang kita untuk memahami pelayanan dari perspektif yang sama sekali baru. Pelayanan sejati, menurut Yesus, bukan sekadar melakukan tugas atau memenuhi kewajiban. Ini bukan tentang menunjukkan kemampuan atau mendapatkan pengakuan. Sebaliknya, pelayanan sejati berakar pada pengorbanan diri yang tulus dan total.
Yesus mencontohkan pelayanan ini dengan cara yang paling dramatis – memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Ini menunjukkan bahwa pelayanan sejati tidak mengenal batas. Bukan sekadar tentang memberi waktu atau tenaga, tetapi tentang memberikan seluruh diri kita. Pelayanan sejati juga bersifat proaktif. Yesus tidak menunggu untuk dilayani, meskipun sebagai Anak Allah, Ia berhak atas itu. Sebaliknya, Ia mengambil inisiatif untuk melayani. Artinya, kita diajak untuk tidak pasif dalam pelayanan kita, tetapi aktif mencari cara untuk melayani orang lain. Lebih jauh lagi, pelayanan sejati tidak memandang status. Yesus, Raja di atas segala raja, rela melayani mereka yang dianggap paling rendah dalam masyarakat. Ini mengajarkan kita bahwa tidak ada yang “terlalu rendah” untuk dilayani, dan tidak ada yang “terlalu tinggi” untuk melayani.
Pelayanan sejati juga bersifat transformatif. Ketika Yesus melayani, Ia tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga mengubah hidup orang-orang. Pelayanan-Nya membawa pemulihan, pengampunan, dan pembaruan hidup. Ini mengingatkan kita bahwa pelayanan kita harus bertujuan untuk membawa perubahan positif dalam hidup orang lain. Akhirnya, pelayanan sejati bersumber dari kasih. Yesus melayani bukan karena kewajiban, tetapi karena kasih-Nya yang besar kepada umat manusia. Pelayanan kita pun harus berakar pada kasih, bukan pada keinginan untuk dipuji atau mendapat imbalan.
Dalam bukunya “The Purpose Driven Life,” Rick Warren menulis, “Pelayanan bukan tentang kenyamanan kita. Ini tentang pengembangan karakter kita. Ini tentang menjadikan kita serupa dengan Kristus.”
Renungan ini menantang kita untuk memikirkan kembali konsep kita tentang pelayanan. Apakah kita melayani dengan tulus dan tanpa pamrih? Apakah kita siap untuk berkorban dalam pelayanan kita? Apakah pelayanan kita membawa transformasi bagi orang lain? Semoga kita dapat mencontoh teladan Yesus, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Dengan demikian, kita tidak hanya melakukan pelayanan, tetapi benar-benar menjadi pelayan seperti Kristus. (DH)
Questions:
1. Mengapa Anda mau melayani?
2. Bagaimana Anda bisa membuat pelayanan Anda lebih transformatif? Diskusikan!
Values:
Kebesaran sejati terletak bukan pada seberapa tinggi kita naik, tetapi seberapa rendah kita rela turun untuk melayani orang lain.
Kingdom’s Quotes:
Pelayanan tanpa pengorbanan hanyalah sebuah aktivitas. Pelayanan dengan pengorbanan adalah transformasi.